Minggu, 29 November 2009

Kasih yang Paling Besar

Suatu pagi yang sunyi di Korea, di suatu desa kecil, ada sebuah bangunan kayu mungil yang atapnya ditutupi oleh seng-seng. Itu adalah rumah yatim piatu di mana banyak anak tinggal akibat orang tua mereka meninggal dalam perang.
Tiba-tiba, kesunyian pagi itu dipecahkan oleh bunyi mortir yang jatuh di atas rumah yatim piatu itu. Atapnya hancur oleh ledakan, dan kepingan-kepingan seng mental ke seluruh ruangan sehingga membuat banyak anak yatim piatu terluka. Ada seorang gadis kecil yang terluka di bagian kaki oleh kepingan seng tersebut, dan kakinya hampir putus. Ia terbaring di atas puing-puing ketika ditemukan, P3K segera dilakukan dan seseorang dikirim dengan segera ke rumah sakit terdekat untuk meminta pertolongan.

Ketika para dokter dan perawat tiba, mereka mulai memeriksa anak-anak yang terluka. Ketika dokter melihat gadis kecil itu, ia menyadari bahwa pertolongan yang paling dibutuhkan oleh gadis itu secepatnya adalah darah. Ia segera melihat arsip yatim piatu untuk mengetahui apakah ada orang yang memiliki golongan darah yang sama.

Perawat yang bisa berbicara bahasa Korea mulai memanggil nama-nama anak yang memiliki golongan darah yang sama dengan gadis kecil itu. Kemudian beberapa menit kemudian, setelah terkumpul anak-anak yang memiliki golongan darah yang sama, dokter berbicara kepada grup itu dan perawat menerjemahkan, Apakah ada di antara kalian yang bersedia memberikan darahnya utk gadis kecil ini?" Anak-anak tersebut tampak ketakutan, tetapi tidak ada yang berbicara. Sekali lagi dokter itu memohon, "Tolong, apakah ada di antara kalian yang bersedia memberikan darahnya utk teman kalian, karena jika tidak ia akan meninggal!"

Akhirnya, ada seorang bocah laki-laki di belakang mengangkat tangannya dan perawat membaringkannya di ranjang untuk mempersiapkan proses transfusi darah.

Ketika perawat mengangkat lengan bocah untuk membersihkannya, bocah itu mulai gelisah.

"Tenang saja," kata perawat itu, "Tidak akan sakit kok."

Lalu dokter mulai memasukan jarum, ia mulai menangis.

"Apakah sakit?" tanya dokter itu.

Tetapi bocah itu malah menangis lebih kencang. "Aku telah menyakiti bocah ini!" kata dokter itu dalam hati dan mencoba untuk meringankan sakit bocah itu dengan menenangkannya, tetapi tidak ada gunanya. Setelah beberapa lama, proses transfusi telah selesai dan dokter itu minta perawat untuk bertanya kepada bocah itu.

"Apakah sakit?"

Bocah itu menjawab, "Tidak, tidak sakit."

"Lalu kenapa kamu menangis?",tanya dokter itu.

"Karena aku sangat takut untuk meninggal" jawab bocah itu.

Dokter itu tercengang! "Kenapa kamu berpikir bahwa kamu akan meninggal?"

Dengan air mata di pipinya, bocah itu menjawab, "Karena aku kira untuk menyelamatkan gadis itu aku harus menyerahkan seluruh darahku!"

Dokter itu tidak bisa berkata apa-apa, kemudian ia bertanya, "Tetapi jika kamu berpikir bahwa kamu akan meninggal, kenapa kamu bersedia untuk memberikan darahmu? "

Sambil menangis ia berkata, "Karena ia adalah temanku, dan aku mengasihinya!

Tuhan Yesus lebih dahulu mengasihi kita dengan Kasih Yang paling Besar........

YOHANES 14:21, "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."

----------------------------------------------------------------------------------------
English Version


A quiet morning in Korea, in a small village, there was a small wooden building whose roof is covered with zinc-zinc. That is the orphanage where many children live by their parents died in the war.
Suddenly, the silence of the morning was broken by the sound of mortars that fell on the house orphans. The roof was destroyed by the explosion, and pieces of zinc into the room mentality that makes a lot of wounded orphans. There was a little girl who was wounded in the leg by a piece of zinc, and his legs almost severed. He was lying on the ruins when found, P3K be done and someone was sent immediately to the nearest hospital for help.

When the doctors and nurses arrived, they began to examine the children who were injured. When the doctor saw the little girl, she realized that the help is most needed by the girl's blood as soon as possible is. He soon saw an orphan file to see if there are people who have the same blood group.

Nurses who can speak the Korean language began calling the names of children who have the same blood type with the little girl. Then a few minutes later, having collected the kids who have the same blood, the doctor spoke to the group translates it and nurses, Would any of you who are willing to give blood for this little girl? "The children looked frightened, but not one spoke. Once again, the doctor pleaded, "Please, if any of you who are willing to give blood for your friends, because if not he will die!"

Finally, there was a small boy in the back raised his hand and the nurse laid her on the bed to prepare for blood transfusion process.

When the nurse lifted the boy's arm to clean it, the boy began to get nervous.

"Relax," the nurse said, "It will not hurt it."

Then the doctor began to insert the needle, she began to cry.

"Does it hurt?" asked the doctor.

But the boy was crying even harder. "I've hurt this boy!" the doctor said to myself and try to alleviate the pain the boy with calm her, but no use. After some time, the transfusion process has been completed and the doctor asked the nurse to ask the boy.

"Does it hurt?"

The boy replied, "No, not sick."

"Then why are you crying?", Asked the doctor.

"Because I was so afraid to die" the boy replied.

The doctor was amazed! "Why do you think that you will die?"

With tears on her cheeks, the boy replied, "Because I think to save the girl I had to give all my blood!"

The doctor could not say anything, then he asked, "But if you think that you will die, why are you willing to give blood?"

Weeping, he said, "Because he is my friend, and I loved him!

Lord Jesus first loved us with the most Big Love ........

Tidak ada komentar: