Selasa, 03 November 2009

Telur Asin Part II

Setelah menjalankan usaha telur asin hampir 2 bulan ini. Banyak hal menarik yang aku alami.
Memulai suatu usaha baru memang tidak mudah. Namun banyak hal positif yang aku peroleh dari hari ke hari melalui usaha ini. Ada sukanya, saat semua telur yang kita buat habis terjual. Adapula dukanya saat telur-telur yang kita titipkan di outlet ternyata ada yang tak laku, rusak atau pecah sehingga harus kembali. Rugi? Jelaslah rugi jika ada telur yang kembali, karena telur yang kembali tidak dapat aku pasarkan lagi agar mutu dan kualitas dari telur-telur asinku tetap terjaga. Tapi aku sudah memperhitungkannya. Kerugian merupakan faktor resiko dari sebuah usaha. Dan kita sebagai pemilik usaha harus berusaha meminimalis kerugian ini agar tidak memperngaruhi produksi telur asin kita ( terutama modal ) ke depannya.

Telur asin memang merupakan makanan murah meriah dan bergizi. Tidak saja kalangan atas, kalangan menengah ke bawah pun banyak memanfaatkan telur asin ini sebagai salah satu makanan pokok sehari-hari. Tapi untuk di Banjarmasin, entah kenapa, sepertinya masyarakat masih memandang adanya batas-batas etnis dan pengelompokkan masyarakat sehingga dalam pemasaran ( menitipkan telur asin di outlet) aku mengalami sedikit kendala. Animo masyarakat untuk tidak membeli barang buatan Etnis Chinese begitu besarnya. Mungkin karena adanya ketakutan jika makanan yang di buat oleh etnis Chinese tidak halal. Untuk itu aku harus menyakinkan dahulu si penjual bahwa telur asin buatanku murni hanya menggunakan bahan-bahan umum seperti tanah merah, garam dan air. Tidak ada campuran apapun lagi. Selain meyakinkan dengan kata-kata, harus ada contoh telur asin yang dijadikan barang promosi agar si pemilik outlet mencicipi dulu telur asin tersebut sebelum mereka menyetujui telur itu di titipkan di outlet mereka.

Dengan berjalannya waktu, ternyata produksi telur asinku mulai mencapai 800bj perminggu. Termasuk ukuran lumayan lah, mengingat usaha ini baru berjalan hampir 2 bulan. Merintis dari hanya 100bj telur perminggu hingga mencapai angka 800bj perminggu merupakan sebuah prestasi tersendiri bagiku yang memacu semangatku untuk lebih giat dan bertekun dalam menjalankan usaha ini.

Tidak ada komentar: