Sabtu, 26 Desember 2009

Kebohongan Ibu (Happy Mother's Day (a Nice story)

1. Cerita ini dimulai ketika aku masih kecil, saya terlahir sebagai
anak lelaki dari sebuah keluarga miskin. Yang terkadang untuk makan pun
kita sering kekurangan. Kapanpun ketika waktu makan, ibu selalu
memberikan bagian nasi nya untuk saya. Ketika beliau mulai memindahkan
isi mangkuknya ke mangkuk saya, dia selalu berkata "Makanlah nasi ini
anak ku. Aku tidak lapar"

ini adalah kebohongan Ibu yang pertama.

2. Ketika aku mulai tumbuh dewasa, dengan tekun nya ibu menggunakan
waktu luangnya untuk memancing di sungai dekat rumah kami, dia berharap
jika dia mendapatkan ikan, dia dapat memberikan aku sedikit makanan
yang bergizi untuk pertumbuhan ku. Setelah memancing, dia akan memasak
ikan tersebut menjadi sup ikan segar yang meningkatkan selera makan ku.
Ketika aku memakan ikan tersebut, ibu akan duduk disebelah ku dan
memakan daging sisa ikan tersebut, yang masih menempel pada tulang ikan
yang telah aku makan. Hatiku tersentuh sewaktu melihat hal tersebut,
aku menggunakan sumpitku dan memberikan potongan ikan yang lain
kepadanya. Tetapi dia langsung menolaknya dengan segera dan mengatakan
" Makanlah ikan itu nak, aku tidak seberapa menyukai ikan"

Itu adalah kebohongan ibu yang ke dua

3. Kemudian, ketika aku berada di bangku sekolah menengah, untuk
membiayai pendidikan ku, ibu pergi ke sebuah badan ekonomi (KUD) dan
membawa kerajinan dari korek api bekas. kerajinan tersebut menghasilkan
sejumlah uang untuk menutupi kebutuhan kami. Ketika musim semi datang,
aku terbangun dari tidurku dan melihat ibuku yang masih terjaga, dan
ditemani cahaya lilin kecil dan dengan ketekunan nya dia melanjutkan
pekerjaan nya menyulam. Aku berkata "Ibu, tidurlah, sekarang sudah
malam, besok pagi kamu masih harus pergi bekerja." Ibu tersenyum dan
berkata "Pergilah tidur, sayang. Aku tidak Lelah."

Itu adalah kebohongan ibu yang ke tiga

4. Pada saat Ujian akhir, ibu meminta izin dari tempat ia bekerja hanya
untuk menemaniku. Pada saat siang hari dan matahari terasa sangat
menyengat, dengan tabah dan sabar ibu menugguku dibawah terik sinar
matahari untuk beberapa jam lamanya. Dan setelah bel berbunyi, yang
menandakan waktu ujian telah berakhir, Ibu dengan segera menyambutku
dan memberikan ku segelas teh yang telah beliau siapkan sebelumnya di
botol dingin. kental nya teh terasa tidak sekental kasih sayang dari
Ibu, yang terasa sangat kental. Melihat ibu menutup botol tersebut
dengan rasa haus, langsung saya memberikan gelasku dan memintanya untuk
minum juga. Ibu berkata "Minumlah, nak. Ibu tidak haus!"

Itu kebohongan ibu yang ke empat

5. Setelah kematian ayahku yang disebabkan oleh penyakit, Ibuku
tersayang harus menjalankan peran nya sebagai orang tua tunggal. dengan
mengerjakan tugasnya terlebih dahulu, dia harus mencari uang untuk
memenuhi kebutuhan kami sendiri. Hidup keluargaku menjadi semakin
kompleks. Tak ada hari tanpa kesusahan. Melihat keadaan keluargaku pada
saat itu yang semakin memburuk, ada seorang paman yang tinggal dekat
rumahku datang untuk menolong kami, baik masalah yang besar dan masalah
yang kecil. Tetangga kami yang lain yang tinggal dekat dengan kita
melihat kehidupan keluarga kami sangat tidak beruntung, Mereka sering
menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang sangat keras
kepala, tidak memperdulikan nasihat mereka, dia berkata " Saya tidak
butuh cinta"

Itu adalah kebohongan ibu yang ke lima

6. Setelah saya menyelesaikan pendidikanku dan mendapatkan sebuah
pekerjaan. itu adalah waktu bagi ibuku untuk beristirahat. Tetapi dia
tetap tidak mayu; dia sangat bersungguh-sungguh pergi ke pasar setiap
pagi, hanya untuk menjual beberapa sayuran untuk memenuhi kebutuhan
nya. Saya, yang bekerja di kota yang lain, sering mengirimkan beliau
sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan nya, tetapi Beliau tetap
keras kepala untuk tidak menerima uang tersebut. Beliau sering mengirim
kembali uang tersebut kepadaku. Beliau berkata "Saya punya cukup uang"

itu adalah kebohongan ibu yang ke enam

7. Setelah lulus dari program sarjana, kemudian saya melanjutkan
pendidikan saya ke tingkat Master, saya mengambil pendidikan tersebut,
dibiayai oleh sebuah perusahaan melalui sebuah program beasiswa, dari
sebuah Universitas terkenal di Amerika. Akhirnya saya bekerja pada
perusahaan tersebut. Dengan gaji yang lumayan tinggi, saya berniat
untuk mengambil Ibu dan mengajak nya untuk tinggal di amerika. Tetapi
Ibuku tersayang tidak mau merepotkan anak lelakinya, Beliau berkata
kepadaku "Saya tidak terbiasa"

itu adalah kebohongan ibu yang ke tujuh

8. Sewaktu memasuki masa tua nya, ibu terkena kanker tenggorokan dan
harus dirawat di rumah sakit. Saya yang terpisah sangat jauh dan
terpisah oleh lautan, segera pulang ke rumah untuk mengunjungi ibuku
tersayang. Beliau terbaring lemah ditempat tidurnya selepas selesai
menjalankan operasi. Ibu yang terlihat sangat tua, menatapku dengan
tatapan rindu yang dalam. Beliau mencoba memberikan senyum diwajahnya.
meskipun terlihat sangat menyayat dikarenakan penyakit yang
dideritanya. Itu sangat terlihat jelas bagaimana penyakit tersebut
menghancurkan tubuh ibuku. dimana beliau sangat terlihat lemah dan
kurus. Saya mulai mencucurkan airmata di pipi dan menangis. Hatiku
sangat terluka, teramat sangat terluka, melihat ibuku dengan keadaan
yang demikian. Tetapi ibu, dengan segala kekuatannya, berkata "jangan
menangis, anakku sayang, Ibu tidak sakit"

Itu adalah kebohongan ibu yang ke delapan

setelah megatakan kedelapan kebohongan nya, Ibuku tersayang menutup matanya untuk selamanya!

Source:
Mohammad Usman
Jeddah
SAUDI ARABIA

Note : Merasakan Betapa Cinta Ibu bisa berbuat segalanya untuk melindungi anaknya.
Happy Mother Day's To All of The Mother In the World
Tulisan Indah ini aku dapat dari Milis WSC

Rabu, 09 Desember 2009

Jangan benci aku Mama

Ada cerita yang sangat menyentuh nih, untuk para Moommie's ;-)

Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku, memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja untuk dijadikan budak atau pelayan.

Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup.

Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.


Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya.


Sampai suatu malam. Malam di mana saya bermimpi tentang seorang anak. Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arah saya.
Sambil tersenyum ia berkata, "Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu cekali pada Mommy!"

Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya menahannya, "Tunggu..., sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?"

"Nama saya Elic, Tante."
"Eric? Eric... Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?"

Saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu.Rasanya seperti mau mati saja saat itu. Ya, saya harus mati..., mati..., mati... Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya.
Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric...


Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping.
"Mary, apa yang sebenarnya terjadi?"
"Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu." tTpi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak. ..

Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric..
Eric...

Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu. Gelap sekali... Tidak terlihat sesuatu apa pun! Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu. Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama... Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya. ..


Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, saya pun keluar dari ruangan itu... Air mata saya mengalir dengan deras. Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan Brad mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.

Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
"Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!"
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?"

Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, 'Mommy..., mommy!' Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu..."


Saya pun membaca tulisan di kertas itu...
"Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi...? Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom..."


Saya menjerit histeris membaca surat itu. "Bu, tolong katakan... katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang! Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!" Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.


"Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia.. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana ... Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari belakang gubuk ini... Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana .
Saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi.

(kisah nyata di irlandia utara)

Selasa, 08 Desember 2009

Ingat Bebek

Ada seorang Laki-laki sedang mengunjungi kakek dan nenekny di ladang mereka.Disana dia mendapatkan sebuah ketapel untuk bermain-main dihutan.Dia berlatih berkali-kali untuk membidik sasaran tetapi tidak pernah berhasil mengenainya.Dengan kesal ia kembali untuk makan malam.

Pada waktu pulang dilihatnya bebek peliharaan neneknya.Dalam keadaan kesal ,dibidiknya bebek itu di kepalanya,sehingga mati.Dia terparanjat dan sedih.Karena panik,disembunyikannya bangkai bebek itu di bawah tumpukan kayu.Ia melihat kakak perempuannya,Sally,mengawasinya.Sally melihat semuanya,tetapi tidak berkata apa-apa.Setelah makan nenek berkata

"Sally ,cuci piring!" tetapi Sally berkata
"Nek Jony mengatakan bahwa dia ingin membantu di dapur,bukankah demikian Jony?" Dan Sally berbisik kepada Jony

"Ingat Bebek"
Jadi Jony mencuci piring.

Kemudian kakek menawarkan anak-anak untuk pergi memancing,tetapi sang nenek berkata

""Maaf aku perlu Sally untuk menyiapkan makanan"

tetapi Sally tersenyum dan berkata

"Tidak apa-apa,karena Jony memberi tahu bahwa ia ingin membantu"

Sally berbisik lagi kepada Jony

"Ingat Bebek"
Jadi,Sally pergi memancing dan Jony tingal dirumah.


Setelah beberapa hari Jony mengerjakan tugasnya dan Tugas-tugas Sally,akhirnya dia sudah tidak tahan kagi.Ia menemui sang nenek dan mengaku telah membunuh bebek peliharaannya dan meminta ampun.Sang nenek berlutut dan merangkulnya ,katanya,

"Sayangku aku tahu,.Tidakkah kau lihat aku berdiri di jendela dan melihat semuanya??? karena aku mencintaimu aku memaafkanmu,.hanya aku heran,berapa lama engkau akan membiarkan Sally memanfaatkanmu?"

Aku tidak tahu masa lalumu.Aku tidak tahu dosa apakah yang dilempar musuhmu kemukamu.Tetapi apapun itu ,aku ingin memberitahukan sesuatu kapadamu bahwa Tuhan Allah selalu berdiri dijendela,dan Dia melihat segalanya.Dan karena Dia mencintaimu,Dia akan mengampunimu jika engkau memintanya.Hanya Dia heran ,berapa lama engkau membiarkan musuh memperbudakmu???".Hal yang Luar Biasa adalah bahwa Dia tidak hanya mengampuni tetapi melupakan semua kesalahan-kesalahnmu.