Jumat, 29 Oktober 2010

Jeratan Gelora Api Cinta yang Membara

Yang senantiasa terngiang di benak kita

Kita pun terseret

Dalam kenikmatan semu yang dia janjikan

Kita pun terbuai

Dalam angan yang mengawang

Kita pun terlena

Dalam tipuan yang mematikan

Sampai akhirnya kita sadar…

Menyesal…

Meratapi…

Kekhilafan yang telah kita perbuat



Hanya untaian doa

Yang mampu kita panjatkan

Sebagai bentuk taubat kita kepada-Nya

Sebuah permohonan ampun kepada Yang Maha Pengampun

Selaksa permintaan maaf kepada Yang Maha Pemaaf

Semoga Dia mau membukakan pintu taubat-Nya

Semoga Dia mau mengampuni

Semoga Dia mau memaafkan

Kekhilafan dan kesalahan kita

Hanya itu yang kita pinta dari-Nya

Tiada yang lebih berharga

Selain ampunan-Nya

Tiada yang lebih mulia

Selain maghfirah-Nya

Semoga doa yang kita panjatkan

Mendapat perkenan-Nya

Menemui Ijabah-Nya

Menjumpai Qabul-Nya

Amiiin….

Kamis, 28 Oktober 2010

Catatan Yang Terserak

oleh Rani Tiyas Budiyanti

Rasa haru menyeruak menyesaki dada, ketika menatap lekat lelaki separuh baya di depanku..Tubuh yang semula tambun kini mulai mengurus dan mengeriput, kantung-kantung kelopak matanya pun semakin besar, menunjukkan kelelahan yang teramat sangat. Lelaki pendiam itu terus saja meneruskan kesibukannya, tak sadar bahwa aku mengamatinya dalam-dalam. Dengan sisa sedikit tenaga dan rasa kantuk yang terpaksa tertahan,Dia mempersembahkan pijatan cinta untuk istri tersayangnya.

Laki-laki itu telah yatim piatu sejak SMA, ibunya meninggal ketika melahirkan adiknya. Waktu itu dia masih berusia 3 tahun, sedangkan ayahnya meninggal ketika SMA. Mencangkul sawah, jualan, menjadi rutinitas pekerjaan yang dijalaninya. Namun kemiskinan bukanlah hambatan untuk tak bisa mengenyam pendidikan. Dengan beasiswa, akhirnya dia bisa menraih gelar sarjana. Air mata ini mulai tertahan di pelupuk, memaksa untuk menyembur keluar tanpa kecuali..Tapi aku masih bertahan.Terbayang kelelahan yang sangat, setelah membanting tulang seharian dan mengurusi pekerjaan rumah tangga, dia masih saja dengan setia meluangkan waktu untuk istrinya. Belum lagi jika harus menyetir ketika berpergian berjam-jam lamanya. DIa masih saja..Bertahan menunda waktu lapar dan lelahnya..dan lagi-lagi hanya untuk istrinya..

Aku teringat dialah orang yang paling protektif kepada ku, ketika teman laki-lakiku maen ke rumah. Dia adalah orang pertama yang menemui. Menanyakan darimana, ada keperluan apa, siapa, mirip seorang polisi yang menginterogasi tawanan habis-habisan. Ketika aku mulai beranjak dewasa, dan pergi ke Jogja untuk menimba ilmu. Dialah orang yang menyarankanku untuk berhijab, menutup aurat rapat-rapat, dengan 1 kata wanti-wanti..”Jangan mau diboncengkan oleh laki-laki yang bukan mukhrim mu sendiri” Dialah orang yang selalu menelfonku tiap minggu, menanyakan apakah aku pulang atau tidak ke kampung halaman. Melepas rajut-rajut kerinduan dan menggantikannya menjadi rasa kelegaan. Ada rasa bersalah dalam diriku ketika dengan terpaksa aku berkata “ tidak” karena banyak urusan perkuliahan atau karena akan maen dengan teman-teman..

Itulah ayahku..

Lelaki tegar yang selalu menyayangi keluarga. Setia dengan 1 istri walaupunn tak dapat memberikan banyak hal kepadanya. Dia mengajarkan aku akan arti mencintai dengan ketulusan, mencintai tanpa mengharap balasan, mencintai dengan sabar agar yang dicintai dapat menjadi yang lebih baik. Dialah ayahku, yang memberiku banyak inspirasi. Tak pernah ku dengar sepatah kata keluhanpun di bibirnya, Mengeluh kalau lelah, marah, bosan, ataupun sebagainya. Tetaplah bertahan ayah…Semoga surga di lapisan tertiunggi adalah balasan terhadap penderitaan dan kesabaranmu selama ini. Tetaplah bersemangat ayahku. Karena kamu adalah inspirasiku, semangat di saat aku mulai lunglai menghadapi pahit getirnya kehidupan. …..

Karena kau lah lelaki terhebat yang pernah aku temui selama aku hidup. 

Rabu, 27 Oktober 2010

Mencari Jati Diri yang Hakiki

oleh: Rani Tiyas Budiyanti

From :http://www.facebook.com/note.php?note_id=485169581041

Memandang dari ujung rambut hingga ujung kaki pada sesosok perempuan tua renta yang berbalut kebaya membuat keharuan ini mulai menyeruak. Tetes-tetes bening mulai berkumpul di pelupuk mata, melihatnya dengan tertatih-tatih menuang adonan serabi ke dalam mangkuk cetakan dari tanah liat. Lagi, untuk kedua kalinya aku mengunjunginya. Masih saja sama, sendiri, mata yang sayu, dan terbatuk-batuk melawan udara dingin. Kemana saudaranya yang dilahirkan dari rahim yang sama? Kemana anak-anaknya yang dikandungnya berbulan-bulan?Kemana sahabat-sahabatnya yang kadang selalu bicara tentang kebersamaan?Tapi itulah kenyataan. Dia sendiri. Dan dia menyadari. Di tengah gemerlapnya kota Jogja, dia duduk di pojok emperan toko setiap malamnya. Berjualan serabi hingga larut menjadi-jadi. Melihatnya membuatku berfikir bahwa manusia memang tercipta untuk sendiri. Kehidupan yang silih berganti menciptakan sebuah dinamika. Pertemanan, persahabatan, dan keluarga sejati apapun mereka tak akan selamanya menemani kita. Boleh jadi mereka adalah tempat berbagi kita sekarang ini, bergantung, dan bercita-cita. Tapi ketika kita mati, kita hanya sendiri. Tanpa teman, saudara, sahabat, suami atau istri mereka hanyalah pendamping di dunia. Tapi entah, nyatanya kehidupan memang lebih menguasai nurani. Kadang kita lebih malu dikatakan banci, tak gaul, tak menarik, tak tampan, tak cantik, tak sukses, hingga kita sering menuruti kemauan orang yang kita kasihi, sahabat, teman, dan keluarga. Hanya karena kita tak ingin disebut tak solid, tak friend, atau apalah sebutannya kita menjadi gila dunia. Yah, begitulah memang manusia pada dasarnya. Sering kita melihat semuanya pada sesuatu yang real, yang nyata. Sehingga timbul suatu paham rasionalisme, atheism yang tek mengakui adanya Tuhan. Karena mereka menganggap segala sesuatu yang ada di bumi ini bersumber pada materi.

Apa yang mereka lihat dan mereka alami. Dan paham-paham yang mereka utarakan juga tak lepas dari lingkungan, kebiasaan, dan kebudayaan. Bagi rakyat Palestina, berjihad melawan Israel mungkin sudah menjadi hal yang biasa, bahkan mungkin sudah menjadi tradisi. Tapi bagi kita rakyat Indonesia, yang selalu menyanyikan Indonesia damai sentosa. Mengangkat senjata tentunya menjadi hal yang luar biasa, bahkan mungkin kita lebih memilih bersembunyi di lumbung padi ketika koloni datang menghampiri. Bagi orang-orang berpunya adalah hal biasa jalan-jalan berkeliling kota dengan mobil mewahnya. Namun, bagi rakyat jelata, bermimpi seperti itu pun mereka enggan. Tak ingin menjadi pungguk katanya. Begitu pula dalam kehidupan beragama. Bersukurlah seseorang yang lahir dalam lingkungan pesantren, dalam keluarga yang agamis dan harmonis. Menghafal ayat-ayat suci, solat wajib sekaligus sunahnya, puasa, bahkan naek haji sudah menjadi hal yang biasa. Ibarat sebuah botol terisi penuh oleh susu adalah symbol kesempurnaan agamanya, dia telah memiliki setengah botol yang diisi oleh keluarganya. Berbeda dengan seseorang yang lahir dalam keluarga penjahat, broken home, dan mengesampingkan ajaran agama. Tentu membutuhkan tekad dan keberanian yang besar untuk mengubah kebiasaan yang telah ditanamkan orang tua kepada anak-anaknya. Alih-alih mengisi botol dengan susu, mereka malah mengisinya dengan anggur yang memabukkan. Benar-benar memerlukan keberanian untuk membuang anggur dan sedikit demi sedikit mengisi kembali botol dengan susu murni. Walau kadang semua itu tak mutlak. Banyak orang yang telah mempunyai setengah botol susu tetapi mereka malah mencampurnya dengan nila yang mereka buat sendiri. Dan tak jarang juga seseorang yang berasal dari keluarga berantakan malah bisa menjadi da’i jempolan.

Semua itu kembali, kembali kepada diri kita sendiri dan proses mendewasakan diri. Ketika kita mulai beranjak dewasa, tentu kita akan mengalaminya. Mencari cari sebuah kebenaran, kepastian, siapakah kita sebenarnya. Tak jarang kita melakukan kesalahan tapi itulah proses pendewasaan. Namun kita tak bisa mengelak, kunci dari segala kunci adalah Allah swt. Mengembalikan semua kepadaNya, karena Dialah kebenaran yang sejati. Bukan tradisi keluarga, bukan tradisi desa, dan bukan pula tradisi Negara. Karena itu semua adalah buatan manusia. Kebenaran sejati adalah Al Quran dan hadistNya. Bukan bearti kita menjadi mengabaikan peraturan-peraturan yang telah ada. Tetapi seharusnya kita lebih selektif menjalaninya. Karena sekarang ini, susah membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dengan berembel-embel demokrasi kadang kebenaran bukan lagi dinilai dari hati nurani, tetapi dari suara terbanyak dan kesepakatan. Kesepakatan membagi rata uang Negara yang tersisa, kesepakatan memanipulasi data, kesepakatan antar aparat-aparat Negara, dan entah kesepakatan lainnya. Kembali pada sebait cerita di awal catatan ini. Mengingat nantinya kita akan sendiri, itulah kenapa sebaiknya kita mencari jati diri dan menyandarkannya pada kebenaran hakiki. Bukan pada kebenaran menurut orang tua, keluarga, ataupun masyarakat sekeliling kita. Sekali lagi ini bukan berarti kita seharusnya tidak mendengarkan nasehat dan peraturan mereka. Tetapi seharusnya kita “selektif” mengikutinya. Ambil saja contohnya, ketika orang tua melarang anak perempuannya keluar malam-malam. Jika kita logika hal itu berbahaya bagi keselamatan, dan ditinjau dari agama, seorang wanita tak boleh berpergian sendirian tanpa muhrim, apalagi malam-malam. Kakek saya sering menasehatkan hal ini kepada saya. Beliau mengatakan bahwa jam 6 sore adalah batas seorang wanita keluar dari rumah. Awalnya saya pikir kakek saya kolot, tidak modern, ketinggalan jaman, dan sebagainya. Bahkan kadang saya memutar otak untuk bisa keluar malam jika kakek saya ada. Namun, sering saya berfikir dan membenarkan kata-kata kakek saya. Tapi masih saja terlalu susah menjalaninya, mengingat banyak acara baik kampus maupun pribadi terjadwal setelah maghrib terlewati. Rasanya susah menolak ajakan seorang teman untuk datang ke pesta ulang tahunnya ba’dha isya, karena takut dibilang kampungan jika mengetahui alasan yang sebenarnya. Yah, begitulah hidup. Selalu saja menyajikan berbagai pilihan. Dan selalu saja kita dituntut untuk memilih dengan penuh kegalauan dan dilema. Tetapi apapun pilihan kita sebaiknya kita mengembalikan pada Allah swt. Karena Dialah Sang Pencipta. Sutradara dari panggung sandiwara kehidupan dunia ini. Dialah yang menciptakan aturan, dan berhak memberikan ganjaran.Akan lebih indah jika kita mengikuti aturannya. Mengikuti apa yang Dia kehendaki. Mari mencari jati diri. Mengembalikan semua pada yang hakiki. Tak memandang dari latar belakang, dari kasta atau suku apa kita berasal. Semangat…

NB: Notes ini berdasar pada hati nurani penulis. Bukan berarti penulis telah merasa sempurna. Tetapi seperti yang penulis bilang, menerima sanjungan dunia sering terasa lebih indah daripada membayangkan nikmatnya surga. Penulis yakin, semua pembaca pasti memiliki hati nurani dan perenungan yang sama. Tapi semua kembali pada diri kita. Pepatah berkata. Kebenaran dan hati nurani terletak pada pikiran pertama, tetapi kebijaksanaan terletak pada pikiran serta keputusan terakhir. Di antara itulah setan masuk di alam fikiran kita. Tergantung kita menyikapinya. .Mari saling mengingatkan dan mendoakan, semoga kita bisa bersama dan istiqomah di jalanNya..Amin.Semoga catatan ini berguna.

NB lagi : Untuk seseorang, terimakasih telah membuatku merenung berhari-hari. Namun jika masih bisa memilih dahulu. Notes inilah pilihanku. Karena saat ini terlalu susah untuk mengosongkan kembali botol keimananku, dan memenuhinya dengan susu tanpa mengijinkan setitikpun nila mengotorinya =)



Selasa, 26 Oktober 2010

IVA "BUKAN" BIDADARI BERMATA BENING



♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥ ♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥

Degup hatiku bertambah kencang ketika sesampai dirumahnya, aku melihat keluarga Iva sudah berkumpul. Tak ada wajah cerah disana. Ibundanya langsung menghampiriku dan menarikku ke pojok ruangan.

Dan dari ibunya lah aku tahu semuanya. Dokter sudah menyerah. Jantungnya semakin melemah. Ternyata Iva sejak kecil mempunyai kelainan jantung. Dokter yang merawat bayi Iva itu meramalkan Iva hanya bisa bertahan sampai usia tiga tahun. Tetapi Allah berkehendak lain. Iva bertahan bahkan sampai usia 27 tahun.

Aku tercekat, apakah dia sekarat? Saat kutanyakan Ibundanya, beliau mengangguk pelan. Tak lama kemudian kakanya memberi isyarat menyuruh aku masuk ke dalam. Kakiku langsung lemas, pandanganku kabur. aku berdoa semoga tidak terjadi apa-apa . semoga ini hanya mimpi.

Iva terbaring pucat diranjang dan menatapku sayu. Tetapi dia tetap tersenyum. aku mendekat duduk di sebelahnya.Iva berusah duduk tapi kucegah. Namun dia bersikeras. Aku tak kuasa menolaknya. Kubantu dia duduk dan kusandarkan dia kedadaku. Aku memandangnya lama sekali dan kulihat nafasnya tersengal-sengal. Aku menangis, kami hanya saling pandang tanpa berkata-kata. Hatiku berdesir dan mengeluh . Mengapa?? Tiba-tiba tangan Iva sedikit terangkat dan menyentuh pipiku. Dengan ujung jarinya dia menghapus bulir air mata yang merayap turun di pipiku.

" Jangan menangis,Mas.. Iva tak apa-apa koq, cuma letih , Iva capek , ingin pulang dan istirahat."

" Kau benar tak apa-apa kan, Va?"

Dia menggeleng, "Iva tak apa-apa, aku akan baik-baik saja"

Ya Allah , bagaimana mungkin Iva baik-baik saja? Aku tetap membisu, terus berdzikir dan berdoa. Aku tahu semua akan terjadi hari ini. Aku bisa merasakannya, dadaku nyeri.

" Mas, kalo Va pergi , mas jangan sedih ya?" tiba-tiba Iva berucap sambil menggenggam jemariku

" Jangan menangis. Iva tak akan mati. Muslim yang baik takkan mati bukan? Iva hanya ingin pulang, semalam Va mimpi diantar seseorang ke rumah yang bersih dan kamarnya luas. Baunya Wangi, ada taman yang indah." Tiba-tiba dia batuk-batuk.

Lalu melanjutkan, " Orang-orang menghiburku, tetapi aku tak kan bertahan lama di dunia yang fana ini, tetapi aku tidaklah cemas. Kematian bukan akhir segalanya, kematian adalah jalan pulang kita kembali kepada Allah, yang setiap harinya kita ingat dan kita rindukan Ridha-NYA. Adakah tempat kembali yang lebih baik daripada Allah?"

"Jangan berkata lagi Iva, istirahatlah!' pintaku cemas ketika kulihat nafasnya semakin tersengal-sengal.

"Peluk aku Mas." Aku memeluknya dipangkuanku. Kurapikan rambutnya agar tak terjatuh tergerai menutupi keningnya.

Ya Allah, kenapa dia begitu dekat saat Iva sepertinya harus berpisah dariku? Kulihat wajahnya tiba-tiba terang dan cerah. Bibirnya tersenyum dan nafasnya tak lagi tersengal-sengal. Ia nampak tertidur dengan tenang. Kututupi tubuhnya dengan selimut. Aku menoleh kearah jendela, aku melihat sehelai daun dudur melambai dari sebuah pohon di Taman,, berayun pelan terus luruh ke bumi. Aku merasa jemari tangan Iva semakin dingin. Suara jam dinding yang berdetak terasa semakin keras terdengar. Selesai sudah perjalanan Iva , ia sudah memenuhi tugasnya sebagai hambaNYA.

Tetapi semua itu hanya kenangan , kenangan indah tentang senyum yang lembut, tentang amarah yang meluruskan sikap, tentang ucapoan-ucapan yang arif, tentang leganya saat tangis terpecah dipangkuan. Ia hanya seperti mimpi yang lenyap saat aku bangun.

Aku ingat perkataan guruku waktu itu, " akan ada lagi perpisahan yang menyakitkan". Aku semakin mengerti kenapa jauh hari guruku ngomong seperti itu, jika aku meratapi kepergian Iva, aku tertipu. Tak ada yang perlu diratapi, Allah lebih mencintai Iva daripada aku, oleh karena itu dia dipanggil lebih cepat. Nafsuku yang ingin memiliki Va menjadi pemberontak dan kecewa karena rasa itu hanya milik illusi. Nafsuku diam-diam menipuku kalau aku bisa membahagiakan Iva. Tapi perpisahan ini mengingatkan aku bahwa hanya Allah sajalah Pemilik Kebahagiaan. Allah Pemilik Segala Makhluk.

"Kau tak apa-apa?" Guruku menepuk bahuku.

aku menggeleng " Perpisahan ini begitu cepat, rasanya baru kematin aku merasakan kebahagiaan, tetapi kini terhapus sudah."

Dia kembali menepuk bahuku " Maut adalah sesuatu yang dinanti-nanti ahli dzikir , ia adalah gerbang menuju keabadian. Maut adalah seperti sahabat yang ditunggu-tunggu kedatangannya disetiap saat oleh para Pecinta Allah. Karena maut adalah pengantar sebaik-baiknya tempat peristirahatan. Kesedihan adalah karunia mujarab untuk kemajuan rohani kita. Kita akan terus mengalami perpisahan demi perpisahan, sampai pada akhirnya kita berpisah dengan raga kita. Nabi juga pernah mengalami duka, semenjak beliau bayi."

Aku menghela nafas dan kini aku mengerti begitu sulitnya untuk menjadi hamba Allah yang paripurna, betapa sulitnya menerapkan La ilaha illa Allah dalam kehidupan. Betapa mudahnya diucapkan. Tetapi kini aku mendapat tamparan keras denagn kematian Iva. Walau tahu hatiku rela, tatapi pikiran dan nafsuku tak pernah rela, mereka memberontak, membuat dada dan hatiku sesak dan pengap!

Setetes airmata menimpa hidungku. Lalu di susul dengan tetesan-tetesan kecil lainnya. Aku dan guruku segera pulang....

Senin, 25 Oktober 2010

Wanita Paruh Baya dengan Separuh Nyawa (True Story)

Aku merinding mendengarnya bercerita. Bahkan pohon-pohon di sekelilingku ikut mengangguk-angguk dengan seksama. Entah menyimak atau menahan kantuk, aku tak dapat menerka. Perempuan paruh baya di hadapanku itu enggan untuk berhenti. Seakan ada luapan beban di jiwanya yang ingin dia tumpahkan dengan segera.

Dia berumur 25 tahun ketika seorang laki-laki yang 5 tahun lebih muda meminangnya. Sungguh sebuah kebahagiaan yang tak terhingga. Sebuah janji suci terucap mengikat sepasang muda mudi yang memnuhi setengah bagian agamanya. Dunia riuh, langit tersenyum, mentari berbinar berebut mengucap selamat kepadanya.

Tepat 1 tahun setelahnya, seorang bayi mungil lahir dari rahimnya. Anak laki-laki yang begitu diimpikannya. Dia merasa hidupnya begitu sempurna. Sebagai ibu dan istri yang tak kurang suatu apa. Hari semakin berganti, rupanya kebahagiaan membuatnya alpa kepada sang Pencipta. Tak dihiraukan seruan Tuhan untuk segera menemuinya. Acuh, seakan tak butuh.

Tragedi dimulai ketika anak keduanya lahir. Entah mengapa Tuhan memberikan teguran kepadaNya. Anak keduanya mengidap suatu penyakit yang entah dokter sendiri belum mampu mendiagnosanya. Ketika berumur tiga bulan, sang anak keluar masuk rumah sakit hampir tiap minggu dengan keluhan yang berbeda- beda. Kadang muntah, kejang, panas lengkap semuanya. Dia mulai mengeluh. Di tambah lagi suaminya jadi jarang pulang. Uang semakin menipis dan suami jarang mengirimi. Pulang seminggu sekali hanya memberi jatah 100 ribu. Padahal dia sendiri tak bekerja.

Ketika mendapat uang jatah, dia memberikan kebutuhan rumah dan makanan untuk anak-anaknya. Sedangkan dia sendiri hanya sanggup menelan nasi bercampur garam. Tetangga sekitar menduga suaminya mungkin menikah lagi. Tapi dia tak percaya sebelum mendengar dari bibir suaminya. Kepercayaan terhadap suaminya melebihi segalanya. Di tambah lagi, ketika pulang, suaminya begitu mesra memanjakan dia dan anak-anaknya. Semua mimpi buruk kata orang pun dia hiraukan.

Siang terik, bercampur jelaga kehitaman di langit yang mulai mendung. Dia menatap nanar daun-daun di pelataran rumah sakit. Seakan mengajaknya bercerita dan berbagi suka duka. Anaknya keduanya sakit lagi dan seperti biasa suaminya ke luar kota. Tak sengaja seorang anak duduk di sampingnya, seperti menunggu seseorang sembari menggenggam mukena. Makhluk mungil itu sungguh bersahaja. Dari wajahnya tak nampak sedikitpun raut gelisah ataupun gundah..

Wanita itu terketuk, entah mengapa dia mengikuti langkah sang anak menuju mushola. Matanya mengalir melihat sang anak dengan khusyuk berdialog dengan Sang Pencipta. Untuk pertama kalinya akhirnya setelah 4 tahun lamanya, dia kembali menghadapNya. Memenuhi janj-janji nya untuk bertemu dengan Tuhannya 5 kali sehari. Bahkan tak jarang dia mengajak bertemu ketika malam tiba.

Di suatu malam. Satu setengah tahun setelah perisitiwa itu, dia sedang larut dalam lantunan doa yang dia persembahkan kepadaNya. Air matanya mebuncah, mengoyak ke segala arah. Diadukannya semua beban yang menggelayuti jiwa kepada Sang Maha Kuasa. Entah darimana, tiba-tiba dirinya tergerak untuk masuk ke kamar. Saat itu suaminya sedang pulang. Dia ambil celana suaminya yang tergantung di belakang pintu dan dia buka dompetnya.

Hatinya terkoyak. Jantungnya terasa berhenti memompakan darah ke seluruh tubuh. Nafasnya tertahan. Berulangkali disebutnya asma Tuhan. Sebuah surat nikah siri dia temukan di belakang fotonya dan anak-anaknya. Air matanya mengalir begitu deras, tetapi ajaibnya air matanya habis dalam waktu kurang dari 5 menit. Dia tak mampu menangis lagi.

Perceraian pun tak dapat terelakkan. Tepat di saat musibah itu datang, anak pertamanya terkena penyakit yang menyebabkannya tak bisa berjalan. Hatinya bimbang, berbagai usaha dia lakukan. Akhirnya dia putuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya di kota kecil Jawa Tengah bagian utara.

Orang tua nya semula menerima dengan tangan terbuka. Siapapun orangnya tak akan bisa melihat anaknya hidup terlunta-lunta. Namun, semua itu hanya terjadi sementara. Anaknya yang sakit dan dirinya yang tak bekerja hanya dianggap parasit saja. Dia dihina, diremehkan, dianggap sebagai babu yang tak tahu malu oleh orang tuanya sendiri.

Kepahitannya tak habis sampai di situ. Anaknya yang kedua tak dapat berbicara, dan itu baru disadarinya setelah anaknya berumur 2 tahun. Panas, kejang, juga masih saja menjadi langganannya. Wanita itu limbung, tak tahu kemana dia harus melangkah.

Namun ternyata Tuhan memang tak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan umatnya. Saudaranya yang tertua, kakak perempuannya. Bersedia membiayai pengobatan kedua anaknya. Dari mulai terapi hingga obat-obatan yang lainnya. Kakaknya juga memberinya modal untuk berusaha. Dan dengan modal yang tak seberapa itu akhirnya dia membuka toko kelontong di depan rumah.

Aku kadang menahan iba, melihat wanita itu memandikan kedua anaknya yang tak bisa berlaku seperti kebanyakan anak normal. Anak pertamanya sudah mampu berjalan, namun sepertinya mengalami suatu gangguan kejiwaan. Dia tumbuh menjadi anak yang hiperaktif, super nakal, dan sukar untuk berkonsentrasi. Dokter memvonisnya sebagai ADHD ( Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Suatu keadaan di mana terjadi gangguan pemusatan perhatian, sikap yang hiperaktif, dan sering gelisah sehingga sukar baginya untuk menyelesaikan pekerjaan atau tugas sampai tuntas. Dua kali juga dia dinyatakan tak naik kelas. Anak keduanya sudah menunjukkan sedikit kemajuan. Dia dapat berbicara sepatah dua patah kata walaupun hanya memanggil “mama” dengan suara sengaunya.

Wanita itu tak patah semangat, dengan penghasilan dari toko kelontongnya dia sekolahkan anak-anaknya. Tak cukup memang, tetapi Tuhan tak membiarkannya sendirian. Banyak pihak yang menolongnya. Tawaran kerja dari sebuah perusahaan dia tolak karena dia tahu kedua anaknya butuh perawatan ekstra.

Banyak alasan untuk dia menyerah, meninggalkan anak-anaknya, mencari suami baru dan memulai kehidupan baru penuh mimpi. Tapi dia tetap melangkah walaupun terseok dan melemah. Dia yakin, biarpun gerimis menghujani hidupnya saat ini, akan ada pelangi jika dia mau bersabar menanti.

Wanita paruh baya dengan separuh nyawa, yang perlahan mulai digerogoti oleh paitnya kehidupan itu diam termangu. Dialah orang sukses di mataku. Bukan seorang pejabat, bukan seorang berpangkat, bukan pengusaha, bukan kaya raya, bukan pula wanita dengan kasih sayang di sekitarnya. Namun dia mampu berdiri dan melangkah menantang masa depan, di saat dia terpuruk dalam kubang penderitaan. Bagiku, itulah kesuksesan yang sejati.

From :http://www.facebook.com/note.php?note_id=485356191041

Hikayat Kotoran Sapi


Langit penuh. Ditumpahkannya pelan-pelan, gerimis dari perutnya yang buncit. Udara membeku, membuat sang surya enggan beranjak dari peraduannya. Aku suka pagi seperti ini. Bau sawah dengan wangi padi yang mulai menguning. Tak sabar rasanya melihat wajah gembira pemiliknya ketika masa panen tiba.

Aku menggeliat malas. Dingin membuatku menarik kembali selimut coklatku. Aih…tiba-tiba aku merasa ada yang menginjak kepalaku. Kudongakkan kepala, Tono anak manusia itu mengeluh gaduh. “ Sial..aku menginjak kotoran sapi,” Dia mulai mencaci dan mengata-ngataiku. Aku memandangnya sendu. Kuusap kepalaku yang sedikit botak karena sebagian rambutku menempel erat di kakinya.

Aku menerawang pilu. Mengapa banyak orang meremehkanku. Taukah kawan aku punya suatu rahasia, baiklah akan aku ceritakan kepadamu tentang diriku yang sebenarnya. Aku memang hanyalah berasal dari ilalang, temanku bekatul dan saudaraku air comberan. Kami berkolaborasi dan akhirnya sukses masuk ke dalam tubuh sapi. Kalau ingat bagaimana perlakuan sapi kepada kami, aku jadi tak ingin masuk ke tubuhnya lagi. Tubuhnya hangat memang, tapi kami ditendang ke sana kemari oleh ususnya. Banyak prajurit-prajurit mikroba dan enzim-enzim yang dikeluarkan sehingga kami menjadi hitam legam seperti ini. Dan lihatlah, badanku menjadi bau busuk karena fermentasi.

Awalnya aku menyesal akan takdirku. Tetapi Tuhan berkehendak lain. Aku malah disayang oleh majikankku. Dipakainya aku sebagai pupuk tanaman. Mereka yakin aku mempunyai sifat dermawan, sehingga jika dekat denganku tanaman-tanaman itu tak akan kurang makan. Kadangkala, ketika majikanku tak punya uang aku digadaikan ke pasar demi beberapa lembar uang ribuan.

Aku ikhlas. Malah senang. Lalu di suatu pagi ada seseorang peneliti dari kota memakaiku untuk menghidupkan kompor rumahnya. Awalnya aku tak yakin akan bisa, tapi setelah ku coba. Ternyata aku mampu. Hebat, ternyata Tuhan memberikan banyak mukjizat untukku. Sejak saat itu aku aku sering digunakan dan dikenal dengan sebutan Biogas.

Hari demi hari berlalau, sebuah lembaga di Jakarta mengubah biogasku menjadi inovasi yang lebih baru. Sumber listrik!! Aku dikenal sebagai bioelektrik. Bahkan aku juga sempat menggantikan solar jika dia mulai kelelahan. Senangnya bisa memberi penerangan di tengah gulita malam.

Dan tak habis sampai di situ kawan. Tahun 2009 ada sekelompok mahasiswa yang menggunakanku sebagai bahan pembuatan batu bata. Tambah lagi deh gelarku, EcoFaeBrick. Begitulah mereka menamaiku. Senang tak terkira hatiku, bahwa ternyata EcoFaeBrick 20% lebih ringan dan 20% lebih kuat dibanding batu bata dari tanah liat.

Aku bersyukur rasanya. Ternyata ada banyak hikmah dibalik hitamnya diriku. Busuk dan lembeknya badanku. Tuhan memang Maha Kuasa. Nah, kawanku manusia. Sekarang aku tanyakan kepadamu, bisa-bisanya engkau mencaciku. Sudahkah engkau bercermin? Apa yang bisa kau lakukan untuk orang lain? Seberapakah berharganya engkau di mata mereka? Jangan-jangan engkau kalah berharga dibanding diriku ini, seonggok kotoran sapi.

NB : Jangan memandang rendah dan remeh orang lain, hanya karena tak lebih pintar, tak lebih kaya, tak lebih beruntung, dan tak mempunyai pangkat sepertimu. Kadangkala di mata Tuhan, batubara yang legam terlihat lebih berkilau dibanding dengan permata yang mahal harganya.

Senin, 06 September 2010

Kue Putri Salju

Salah satu kue kering yang wajib ada di hari raya lebaran.
Teksturnya yang lembut dan rasa yang sedikit gurih karena dipadu dengan
kacang mete. Balutan gula halus membuat kue ini menjadi putih bersih
bak puteri salju.

Bahan:

250gr mentega

100gr gula halus

200gr kacang mete (panggang, haluskan)

250gr tepung terigu

Bahan taburan:

150gr gula bubuk, aduk dengan 1/2sdt vanilli (optional)

gula donat secukupnya.

Cara Membuat:

Kocok mentega dan gula halus hingga putih/pucat, tambahkan kacang mete dan tepung terigu, aduk rataBulatkan adonan, simpan dalam kulkas ½ jam, bentuk bulan sabit atau sesuai selera.Susun dalam loyang tipis (loyang cookies), panggang dalam oven selama 20 menit, hingga matang.Gulingkan dalam gula bubuk biasa, setelah terbalut rata, gulingkan dalam gula donat.

Setiap Kemenangan Butuh Kesabaran

Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran…

“Ayah, ayah” kata sang anak…

“Ada apa?” tanya sang ayah…..

“aku capek, sangat capek … aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…

aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! … aku capel, sangat capek …

aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus! …

aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…

aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…

aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak mulai menangis…

Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang… lalu sang anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam.

Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…

“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.

“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.

” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”

” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”

” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”

” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah”

” Nah, akhirnya kau mengerti”

” Mengerti apa? aku tidak mengerti”

” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melewati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”

” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”

” Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri… seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya… maka kau akan dapati dirimu

4 Penyebab Penuaan Kulit

Ada 4 hal yang harus dihindari kulit agar proses penuaan enggan datang pada Anda. Dr. Leslie Baumann,MD, penulis buku The Skin Type Solution memberikan panduannya pada Anda.

1. Kulit kering. Kondisi kulit kering, tidak hanya membuat Anda tidak nyaman tapi juga menjadi pertanda bahwa kulit tidak punya air yang cukup untuk memproduksi enzim pelindung kulit. Ini artinya, kulit akan lebih cepat mengalami peradangan akibat berinteraksi dengan polusi dan matahari. Solusi : Gunakanlah pelembab yang tidak hanya membantu kulit menampung air tapi juga menjaga kekencangan kulit. Pastikan dalam pelembab terdapat ceramides, stearic acid yang
merupakan lemak alami untuk melindungi epidermis kulit dari iritasi.

2. Polusi. Kulit mengartikan polusi sebagai radikal bebas yang dapat mengacaukan sistem kerja kulit. Solusi : Antioksidan adalah zat yang melawan radikal bebas. Ini bisa diperolah dari konsumsi teh hijau, dark chocolate, buah dan sayur-sayuran.

3. Rokok. Ketahuilah bahwa rokok dan asapnya merusak kolagen yang merupakan struktur protein paling penting bagi kulit. Jika kolagen rusak, maka kerutan akan muncul dan kulit menjadi tidak kencang. Solusi : Tidak ada cara lain, BERHENTILAH MEROKOK!

4. Sinar matahari. Sinar ultraviolet menginduksi peradangan pada kulit dan merupakan sumber radikal bebas. Inilah ancaman terbesar bagi kulit, sebab dapat menyebabkan hiperpigmentasi yang menyebabkan garis halus dan kerutan di wajah.
Solusi : Pastikan Anda selalu menggunakan krim tabir surya dan setiap kali keluar rumah dan matahari bersinar dengan kuatnya, lindungilah diri dengan payung atau topi. (Siagian Priska)
Sumber : Prevention Indonesia

Jumat, 03 September 2010

The Tomato Story

A Jobless man applied for the position of 'office boy' at Microsoft.
The HR manager interviewed him then watched him cleaning the floor as
a test.

'You are employed' he said. Give me your e-mail address and I'll send
you the application to fill in, as well as date when you may start.

The man replied 'But I don't have a computer, neither an email'.

'I'm sorry', said the HR manager. If you don't have an email, that
means you do not exist. And who doesn't exist, cannot have the job.'

The man left with no hope at all. He didn't know what to do, with only
$10 in his pocket. He then decided to go to the supermarket and buy a
10Kg tomato crate.
He then sold the tomatoes in a door to door round. In less than two hours,
he succeeded to double his capital. He repeated the operation three times,
and returned home with $60.

The man realized that he can survive by this way, and started to go
everyday earlier, and return late. Thus, his money doubled or tripled
everyday.

Shortly, he bought a cart, then a truck, and then he had his own fleet
of delivery vehicles.

5 years later, the man is one of the biggest food retailers in the US ..
He started to plan his family's future, and decided to have a life insurance.

He called an insurance broker, and chose a protection plan....
When the conversation was concluded the broker asked him his email.
The man replied,'I don't have an email.'
The broker answered curiously, 'You don't have an email, and yet have
succeeded to build an empire. Can you imagine what you could have been
if you had an e mail?!!' The man thought for a while and replied,
'Yes, I'd be an office boy at Microsoft!'

Moral of the story

Moral 1
Internet is not the solution to your life..

Moral 2
If you don't have an Internet, and work hard, you can be a millionaire.

Moral 3
If you received this message by email,
you are closer to being an office boy/girl, than a millionaire..........

P.S - Do not forward this email back to me,
I am closing my email account & going to sell tomatoes!!!

Kamis, 02 September 2010

Sepasang Suami Istri

Pagi itu klinik sangat sibuk........
Sekitar jam 9:30 seorang pria berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu-jarinya. Saya menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi.

Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya. Saya merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang saya sempatkan untuk memeriksa lukanya, dan nampaknya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter, saya putuskan untuk melakukannya sendiri.

Sambil menangani lukanya, saya bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru. Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke rumah jompo untuk makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari. Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer.

Lalu saya bertanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat.

Dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak lagi dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakhir. Saya sangat terkejut dan berkata, Bapak masih pergi ke sana setiap hari walaupun istri Bapak tidak kenal lagi?

Dia tersenyum sambil tangannya menepuk tangan saya dan berkata, Dia memang tidak mengenali saya, tetapi saya masih mengenali dia, kan?

Saya terus menahan air mata sampai kakek itu pergi, tangan saya masih tetap merinding, Cinta kasih seperti itulah yang saya mau dalam hidupku.

Cinta sesungguhnya, tidak bersifat fisik atau romantis.
Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi.

Bagi saya pengalaman ini menyampaikan satu pesan penting:

" Orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, melainkan mereka dapat berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki..."

Selasa, 31 Agustus 2010

9 Tips Manajemen Memory Internal BlackBerry.

Salah satu kelemahan dari BlackBerry adalah kita tidak bisa menginstall aplikasi di dalam Media Card. Oleh karena itu, kita harus me-manage memory internal BlackBerry kita dengan baik. Berikut beberapa tips bagaimana me-manage memory blackberry:

  1. Hapus (delete) semua messages yang tidak penting, baik itu email atau sms/mms. Email dengan attachment yang besar usahakan baca hanya melalui PC.
  2. Hapus (delete) browser cache. Caranya: buka browser, klik menu (logo bB), klik options, klik cache operations, klik clear history.
  3. Tutup semua conversation yang tidak penting di bbmessenger, YM, GT, MSN, dan lain-lain.
  4. Hapus (delete) cache di aplikasi FB. Caranya: buka FB, klik menu (logo bB), klik options, klik clear cache.
  5. Hapus (delete) semua miss calls. Caranya: buka "messages", klik menu (logo bB), klik view folder, klik missed calls, klik menu, klik delete prior.
  6. Hapus (delete) phone call logs. Caranya: buka "messages", klik menu, klik view folder, klik phone call log, klik menu, klik delete prior.
  7. Hapus (delete) event log. Caranya: dari Home Screen tahan tombol alt, lalu klik hurur L G L G, lalu tekan menu (logo bB), klik clear log.
  8. Bersihkan temp memory. Caranya: buka "options", klik security options, klik memory cleaning, klik menu (logo bB), klik clean now, klik save.
  9. Lakukan Soft Reset. Caranya: tekan alt - shift (aA) kanan - del secara bersamaan, tahan kira-kira 3 detik (sampai screen mati).

Selasa, 04 Mei 2010

Rahasia Marty

Saya tumbuh dalam keyakinan bahwa Natal adalah saat ketika hal-hal
yang aneh dan menyenangkan terjadi. Orang-orang bijak datang sambil
membawa persembahan yang banyak, binatang-binatang dalam kandang
berbincang-bincang pada tengah malam, dan bintang Tuhan yang
megah memancar kepada kita bagaikan seorang bayi. Bagi saya, Natal
merupakan momen yang penuh pesona. Hal itu pulalah yang saya rasakan
ketika anak saya, Marty, berusia 8 tahun.

Pada saat itu, saya dan anak-anak pindah ke sebuah trailer (rumah
mobil) pada sebuah hutan di luar Redmond, Washington. Liburan
semakin dekat dan semangat kami begitu menggebu-gebu. Tidak ada
sesuatu yang dapat mengganggu suasana hati kami, sekalipun hujan
pada musim dingin menyiram rumah kami dan membuat lantai menjadi
berlumpur.

Selama bulan Desember tersebut, Marty adalah anak yang paling
bersemangat dan sibuk dalam keluarga kami. Ia adalah anak bungsu,
seorang anak laki-laki yang periang, berambut pirang, dan senang
bermain. Ia memiliki kebiasaan memandang orang yang sedang berbicara
kepadanya sambil memiringkan kepalanya sedikit. Alasannya adalah
telinga kiri Marty tuli. Tetapi, ia tidak pernah bersungut-sungut
karena kekurangannya tersebut. Selama beberapa minggu, saya
memerhatikan Marty. Saya tahu bahwa ada sesuatu yang ia sembunyikan.
Saya tahu betapa giatnya ia merapikan tempat tidur, membuang sampah,
dengan teliti menyiapkan meja makan, serta membantu Rick dan Pam
menyiapkan makan malam sebelum saya pulang dari kerja. Saya melihat
bagaimana ia secara diam-diam menyisihkan uang sakunya dan
menyimpannya, tidak menggunakan 1 sen pun. Saya tidak tahu apa
sebenarnya yang sedang ia rencanakan, tetapi saya rasa hal itu ada
hubungannya dengan Kenny.

Kenny adalah teman Marty. Sejak mereka berkenalan pada musim semi,
mereka tak terpisahkan. Jika Anda menemukan Kenny, Anda akan
menemukan Marty, dan begitu pula sebaliknya. Dunia mereka berada di
padang rumput yang dibelah oleh sungai kecil. Di tempat itu, mereka
dapat menangkap kodok dan ular, mencari mata anak panah atau harta
terpendam, atau menghabiskan sepanjang siang untuk memberikan kacang
kepada bajing. Keluarga kami berada dalam masa-masa sulit, sehingga
kami harus berhemat. Syukurlah, saya masih memiliki pekerjaan sebagai
pembungkus daging dan juga keuletan, sehingga segala kebutuhan kami
masih tercukupi. Tetapi, tidak demikian halnya dengan keluarga
Kenny. Mereka sangat miskin. Ibunya berjuang untuk menghidupi kedua
anaknya. Mereka adalah keluarga yang baik dan utuh, tetapi ibu Kenny
adalah seorang yang angkuh dan memiliki peraturan-peraturan tegas
yang tidak bisa diganggu gugat. Yang kami lakukan setiap tahun
adalah mempersiapkan Natal sehingga menjadi pesta yang menyenangkan
dengan membuat kado-kado Natal dan menghias seisi rumah kami.
Adakalanya, Marty dan Kenny harus duduk berjam-jam untuk membantu
membuat contong permen atau hiasan untuk pohon Natal. Tetapi, dengan
satu bisikan dari Marty atau Kenny, mereka berdua bisa tiba-tiba
menghilang, merunduk perlahan di bawah pagar listrik menuju padang
rumput yang memisahkan rumah kami dengan rumah Kenny.

Pada suatu malam, beberapa hari sebelum Natal, ketika tangan saya
penuh dengan adonan "peppernodder", membentuk kue-kue Danish yang
ditaburi kayu manis dalam jumlah banyak, Marty datang kepada saya
dan berbicara dengan nada bangga, "Ibu, aku telah membelikan hadiah
untuk Kenny. Ibu mau lihat?" Jadi ternyata hal ini yang selama ini
ia persiapkan. "Kompas ini adalah benda yang sudah lama ia dambakan,
Bu." Setelah secara perlahan mengelap tangannya, Marty mengeluarkan
sebuah kotak kecil dari sakunya dan membuka tutup kotak tersebut.
Saya terpana pada kompas saku yang telah dibeli anak saya
menggunakan semua tabungan dari uang sakunya. "Ini adalah hadiah
yang sangat indah, Marty," ucap saya. Tapi saat saya berbicara,
sebuah pikiran datang mengganggu. Saya tahu bagaimana perasaan ibu
Kenny tentang kekurangan mereka. Mereka tidak mampu bertukar hadiah
antaranggota keluarga, apalagi memberikan hadiah kepada orang lain.
Saya yakin ibu Kenny tidak akan membiarkan anaknya menerima sesuatu
yang tidak dapat ia balas. Secara perlahan saya mengutarakan masalah
tersebut kepada Marty. Ia mengerti maksud saya. "Aku tahu, Bu, aku
tahu ... tapi, bagaimana jika ini menjadi sebuah rahasia? Bagaimana
jika mereka tidak pernah tahu siapa yang memberikan hadiah ini?"
Saya tidak tahu harus menjawab apa.

Sehari sebelum Natal turun hujan, cuaca menjadi dingin dan mendung.
Saya dan ketiga anak saya saling mengawasi; sibuk memberi sentuhan
akhir sembari menyembunyikan kado-kado rahasia dan bersiap-siap jika
ada keluarga atau teman yang datang berkunjung. Malam pun tiba.
Hujan masih tetap turun. Saya memandang keluar dengan perasaan
sedih. Hujan benar-benar mengguyur malam Natal. Bagaimana para orang
bijak bisa datang pada malam seperti ini? Saya meragukannya.
Sepertinya saya beranggapan bahwa hal-hal yang aneh dan menyenangkan
hanya terjadi pada malam yang cerah dan terang, ketika kita dapat
memandang bintang-bintang yang bertaburan di angkasa. Saya pun
menyingkir dari jendela. Dan, saat memeriksa daging dan roti yang
sedang dihangatkan di oven, saya melihat Marty keluar. Ia mengenakan
jas hujan yang menutupi piyamanya, dan ia membawa sebuah kotak yang
telah dibungkus dengan indah. Ia berjalan melalui rumput yang basah,
merunduk di bawah pagar listrik, dan berjalan terus menuju rumah
Kenny. Ia berjalan berjinjit karena sepatunya basah. Ia meletakkan
hadiah yang telah ia siapkan di depan pintu rumah Kenny, kemudian ia
mengambil napas yang dalam dan memencet bel dengan keras.

Dengan cepat, Marty berbalik dan berlari agar tidak ketahuan. Lalu,
tiba-tiba, ia menabrak pagar listrik. Kejutan listrik membuatnya
terhuyung-huyung. Ia terjerembab di tanah yang basah. Tubuhnya
bergetar dan ia pun terengah-engah mengambil napas. Kemudian,
perlahan-lahan, ia berusaha berjalan kembali ke rumah. "Marty!",
saya menangis saat melihatnya masuk. "Apa yang terjadi?" Bibir
bawahnya bergetar, matanya basah. "Aku lupa kalau ada pagar. Aku
menabraknya!" Saya memeluk tubuhnya yang penuh lumpur. Ia masih
linglung dan ada tanda luka berwarna merah yang mulai melepuh di
wajahnya, dari mulut sampai telinga. Saya langsung merawat wajah
Marty dan memberikan segelas cokelat hangat untuk menenangkannya.
Semangat Marty langsung kembali. Saya pun menemaninya tidur. Tepat
sebelum tertidur, ia memandang saya sambil berkata, "Ibu, Kenny
tidak melihatku. Aku yakin ia tidak melihatku."

Pada malam Natal itu, saya tidur dengan perasaan tidak senang dan
bingung. Mengapa hal yang menyedihkan seperti ini justru terjadi
pada seorang anak yang sedang melakukan apa yang Tuhan ingin kita
semua lakukan, memberi kepada orang lain, dan merahasiakan perbuatan
tersebut. Saya tidak dapat tidur pulas malam itu. Dari dalam lubuk
hati yang terdalam, saya merasa kecewa karena di malam Natal tidak
terjadi sesuatu yang indah dan misterius, ini hanyalah salah satu
malam biasa yang penuh dengan masalah. Tetapi ternyata saya salah.
Pada pagi hari ketika hujan berhenti dan matahari bersinar dengan
cerahnya. Memar di wajah Marty masih berwarna merah, tetapi saya
dapat melihat bahwa lukanya tidak serius. Kami pun membuka kado-kado
dan bersukaria, sampai tiba-tiba Kenny mengetuk pintu, dengan mata
berbinar-binar ia memperlihatkan kompas barunya kepada Marty dan
menceritakan kejutan misterius yang ia alami tadi malam. Kenny sama
sekali tidak curiga kepada Marty, dan saat keduanya
berbincang-bincang, Marty terus tersenyum.

Kemudian saya memerhatikan bahwa saat keduanya saling membandingkan
pengalaman Natal yang mereka alami, menganggukkan kepala, dan saling
berbincang-bincang, Marty tidak memiringkan kepalanya saat Kenny
berbicara. Seakan-akan Marty mampu mendengar menggunakan telinga
tulinya. Beberapa minggu kemudian, saya menerima laporan dari dokter
sekolah, memastikan sesuatu yang Marty dan saya sudah tahu:
Pendengaran Marty telah pulih dan bisa mendengar dari kedua
telinganya! Bagaimana Marty memperoleh pendengarannya kembali, masih
merupakan misteri. Para dokter curiga bahwa ini ada hubungannya
dengan kejutan listrik dari pagar yang ia tabrak. Mungkin benar
demikian. Apa pun alasannya, saya bersyukur kepada Tuhan atas timbal
balik yang terjadi pada malam Natal tersebut. Jadi, Anda dapat
melihat bahwa hal-hal yang aneh dan indah masih terjadi pada malam
Natal. Dan, setiap orang masih dapat mengikuti sebuah
bintang besar, sekalipun pada malam yang gelap.

matius 7:11, "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Senin, 03 Mei 2010

Selembar Kertas Putih

Deni adalah anak yang suka mencari-cari kesalahan. Dengan cepat, ia bisa menunjukkan kesalahan temen-temannya, juga Vina, pacarnya. Bahkan kalau ada sesuatu yang terjadi pada dirinya, Deni selalu saja menyalahkan orang lain.

"Aku jatuh karena Jacky buang sampah sembarangan", kata Deni waktu ia terjatuh di kamar mandi sekolah. "Nilaiku jelek karena Joe selalu menyontekku." "Aku kemaren terlambat ke sekolah karena Teddy nebeng." Pokoknya semua selalu karena kesalahan orang lain.

Vina adalah orang yang paling sering menjadi sasaran kekesalan Deni. "Gara-gara kamu aku jatuh, gara-gara kamu aku sakit, gara-gara kamu aku ketinggalan buku, gara-gara kamu pulsaku habis, gara-gara kamu.. gara-gara kamu..."

Suatu saat, Deni sedang berjalan-jalan di taman bersama Vina. Matanya tertuju pada sekelompok lebah yang mengerumuni sarangnya. Timbul keisengannya untuk menganggu lebah-lebah itu. Vina sudah melarangnya, tapi ia tidak peduli. Ia pun mengambil sebuah galah dan menyodok sarang lebah itu dengan keras. Ratusan lebah merasa terusik dan menyerang Deni. Melihat binarang kecil yang begitu banyak, Deni lari terbirit-birit. Lebah-lebah itu tidak membiarkan musuhnya pergi begitu saja. Satu.. dua.. tiga.. lebah-lebah itu menghajar dengan sengatan. "Aduh... tolong...!"

Byur!! Deni menceburkan dirinya ke sungai. Tak lama kemudian, lebah-lebah itu pergi meninggalkannya yang sedang kesakitan. "Mengapa Vina tidak menolongku? Jika Vina sayang padaku, pasti sudah berusaha menyelamatkanku. Semua ini salah Vina!"

Ketika sampai di rumah, Deni kembali menyalahkan Vina seperti biasa. Vina diam sejenak, lalu mengambil selembar kertas putih.

"Den, apa yang kamu lihat dari kertas ini?"

"Itu cuma kertas putih, tidak ada gambarnya," jawab Deni. Kemudian Vina mencoret kertas putih dengan sebuah titik berwarna hitam.

"Apa yang kamu lihat dari kertas putih ini?"

"Ada gambar titik hitam di kertas putih itu!"

"Den, kenapa kamu cuma lihat satu titik hitam pada kertas putih ini? Padahal sebagian besar kertas ini berwarna putih. Gampang sekali kamu melihat kesalahanku! Padahal masih banyak hal baik yang telah kulakukan padamu."

Vina berjalan pergi meninggalkan Deni yang duduk termenung. Apa kamu seperti Deni?

Minggu, 02 Mei 2010

Ibuku Hanya Memiliki Satu Mata

Ibuku hanya memiliki satu mata. Aku membencinya sungguh memalukan. Ia menjadi juru masak di sekolah, untuk membiayai keluarga. Suatu hari ketika aku masih SD, ibuku datang. Aku sangat malu. Mengapa ia lakukan ini? Aku memandangnya dengan penuh kebencian dan melarikan. Keesokan harinya di sekolah

"Ibumu hanya punya satu mata?!?!" Ieeeeee, jerit seorang temanku. Aku berharap ibuku lenyap dari muka bumi. Ujarku pada ibu, "Bu. Mengapa Ibu tidak punya satu mata lainnya? Kalau Ibu hanya ingin membuatku ditertawakan, lebih baik Ibu mati saja!!!" Ibuku tidak menyahut.

Aku merasa agak tidak enak, tapi pada saat yang bersamaan, lega rasanya sudah mengungkapkan apa yang ingin sekali kukatakan selama ini. Mungkin karena Ibu tidak menghukumku, tapi aku tak berpikir sama sekali bahwa perasaannya sangat terluka karenaku.

Malam itu..

Aku terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Ibuku sedang menangis, tanpa suara, seakan-akan ia takut aku akan terbangun karenanya.

Saya memandangnya sejenak, dan kemudian berlalu. Akibat perkataanku tadi,
hatiku tertusuk. Walaupun begitu, aku membenci ibuku yang sedang menangis dengan satu matanya. Jadi aku berkata pada diriku sendiri bahwa aku akan tumbuh dewasa dan menjadi orang yang sukses.

Kemudian aku belajar dengan tekun. Kutinggalkan ibuku dan pergi ke Singapura untuk menuntut ilmu.

Lalu aku pun menikah. Aku membeli rumah. Kemudian akupun memiliki anak.

Kini aku hidup dengan bahagia sebagai seorang yang sukses. Aku menyukai tempat tinggalku karena tidak membuatku teringat akan ibuku.

Kebahagian ini bertambah terus dan terus, ketika..

Apa?! Siapa ini?! Itu ibuku. Masih dengan satu matanya. Seakan-akan
langit runtuh menimpaku. Bahkan anak-anakku berlari ketakutan, ngeri
melihat mata Ibuku. Kataku, "Siapa kamu?! Aku tak kenal dirimu!!" Untuk membuatnya lebih dramatis, aku berteriak padanya, "Berani-beraninya kamu datang ke sini dan menakuti anak-anakku! !" "KELUAR DARI SINI! SEKARANG!!"

Ibuku hanya menjawab perlahan, "Oh, maaf. Sepertinya saya salah alamat," dan ia pun berlalu. Untung saja ia tidak mengenaliku. Aku sungguh lega.

Aku tak peduli lagi. Akupun menjadi sangat lega.

Suatu hari, sepucuk surat undangan reuni sekolah tiba di rumahku di Singapura.

Aku berbohong pada istriku bahwa aku ada urusan kantor. Akupun pergi ke sana .. Setelah reuni, aku mampir ke gubuk tua, yang dulu aku sebut rumah.. Hanya ingin tahu saja. Di sana , kutemukan ibuku tergeletak dilantai yang dingin. Namun aku tak meneteskan air mata sedikit pun. Ada selembar kertas di tangannya. Sepucuk surat untukku.

"Anakku..Kurasa hidupku sudah cukup panjang.. Dan..aku tidak akan pergi ke Singapura lagi..

Namun apakah berlebihan jika aku ingin kau menjengukku sesekali? Aku sangat merindukanmu. Dan aku sangat gembira ketika tahu kau akan datang ke reuni itu. Tapi kuputuskan aku tidak pergi ke sekolah. Demi kau.. Dan aku minta maaf karena hanya membuatmu malu dengan satu mataku.

Kau tahu, ketika kau masih sangat kecil, kau mengalami kecelakaan dan kehilangan satu matamu. Sebagai seorang ibu, aku tak tahan melihatmu
tumbuh hanya dengan satu mata. Maka aku berikan mataku untukmu. Aku sangat bangga padamu yang telah melihat seluruh dunia untukku, di
tempatku, dengan mata itu. Aku tak pernah marah atas semua kelakuanmu.

Ketika kau marah padaku.. Aku hanya membatin sendiri, "Itu karena ia mencintaiku" Anakku! Oh, anakku!"

Pesan ini memiliki arti yang mendalam dan disebarkan agar orang ingat
bahwa kebaikan yang mereka nikmati itu adalah karena kebaikan orang lain secara langsung maupun tak langsung. Berhentilah sejenak dan renungi hidup Anda!

Bersyukurlah atas apa yang Anda miliki sekarang dibandingkan apa yang tidak dimiliki oleh jutaan orang lain! Luangkan waktu untuk mendoakan ibu Anda!

Sabtu, 01 Mei 2010

Jadikanlah Hidupmu Seperti Air

Ada dua benda yang bersahabat karib yaitu besi dan air. Besi seringkali berbangga akan dirinya sendiri. Ia sering menyombong kepada sahabatnya : "Lihat ini aku, kuat dan keras. Aku tidak seperti kamu yang lemah dan lunak". Air hanya diam saja mendengar tingkah sahabatnya.

Suatu hari besi menantang air berlomba untuk menembus suatu gua dan mengatasi segala rintangan yang ada di sana . Aturannya : "Barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka maka ia dinyatakan menang" Besi dan air pun mulai berlomba : Rintangan pertama mereka ialah mereka harus melalui penjaga gua itu yaitu batu-batu yang keras dan tajam. Besi mulai menunjukkan kekuatannya, Ia menabrakkan dirinya ke batu-batuan itu.Tetapi karena kekerasannya batu-batuan itu mulai runtuh menyerangnya dan besipun banyak terluka di sana sini karena melawan batu-batuan itu.

Air melakukan tugasnya ia menetes sedikit demi sedikit untuk melawan bebatuan itu, ia lembut mengikis bebatuan itu sehingga bebatuan lainnya tidak terganggu dan tidak menyadarinya, ia hanya melubangi seperlunya saja untuk lewat tetapi tidak merusak lainnya.

Score air dan besi 1 : 0 untuk rintangan ini. Rintangan kedua mereka ialah mereka harus melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar gua. Besi merasakan kekuatannya, ia mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat dan ia mulai berputar untuk menembus celah-celah itu. Tetapi celah-celah itu ternyata cukup sulit untuk ditembus, semakin keras ia berputar memang celah itu semakin hancur tetapi iapun juga semakin terluka.

Air dengan santainya merubah dirinya mengikuti bentuk celah-celah itu. Ia mengalir santai dan karena bentuknya yang bisa berubah ia bisa dengan leluasa tanpa terluka mengalir melalui celah-celah itu dan tiba dengan cepat didasar gua. Score air dan besi 2 : 0

Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat melewati suatu lembah dan tiba di luar gua besi kesulitan mengatasi rintangan ini, ia tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya ia berkata kepada air : "Score kita 2 : 0, aku akan mengakui kehebatanmu jika engkau dapat melalui rintangan terakhir ini !"

Airpun segera menggenang sebenarnya ia pun kesulitan mengatasi rintangan ini,tetapi kemudian ia membiarkan sang matahari membantunya untuk menguap.
Ia terbang dengan ringan menjadi awan, kemudian ia meminta bantuan angin untuk meniupnya kesebarang dan mengembunkannya. Maka air turun sebagai hujan. Air menang telak atas besi dengan score 3 : 0.

Jadikanlah hidupmu seperti air. Ia dapat memperoleh sesuatu dengan kelembutannya tanpa merusak dan mengacaukan karena dengan sedikit demi sedikit ia bergerak tetapi ia dapat menembus bebatuan yang keras. Ingat hati seseorang hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih bukan dengan paksaan dan kekerasan.
Kekerasan hanya menimbulkan dendam dan paksaan hanya menimbulkan keinginan untuk membela diri.

Air selalu merubah bentuknya sesuai dengan lingkungannya, ia flexibel dan tidak kaku karena itu ia dapat diterima oleh lingkungannya dan tidak ada yang bertentangan dengan dia. Air tidak putus asa, Ia tetap mengalir meskipun melalui celah terkecil sekalipun. Ia tidak putus asa. Dan sekalipun air mengalami suatu kemustahilan untuk mengatasi masalahnya, padanya masih dikaruniakan kemampuan untuk merubah diri menjadi uap.

Jumat, 30 April 2010

.......Waktu Yang Tepat..........

Hari Ini Adalah Waktu Yang Tepat Untuk Mempersembahkan Yang Terbaik Untuk Tuhan Yesus Dalam Kehidupanmu

Apa yang kau cari selama ini dalam hidupmu sahabatku orang-orang muda? semua yang kau cari dalam hidup ini akan sia-sia jika kita melupakan Yesus Kristus dalam kehidupan kita saat ini.

Pertama, jadilah sahabat terbaik bagi Yesus Kristus dalam hidupmu dalam pergumulan permohonan doamu setiap pagi dan malam, karna esok pagi engkau tidak mengetahui esok pagi akan lebih baik daripada hari ini apa tidak. Oleh karena itu serahkanlah hari-hari dalam kehidupanmu bersama Yesus Kristus. Jadikanlah dia mutiara kehidupanmu dalam hidupmu hari ini.

Apapun yang menjadi impian dalam hidupmu harus kau raih bersama Yesus Kristus, semuanya bisa kau dapatkan jika memang kau mau berserah dan bersyukur bahwa masih ada seorang sahabat dan penolong yang setia membimbingmu sampai di akhir tujuan hidupmu yaitu, keselamatan jiwamu.

Waktu yang bergulir dalam kehidupanmu harus kau pergunakan dengan baik dan jadikan hari-hari dalam kehidupanmu untuk dipersembahkan kepada Yesus Kristus sebagai Laskar Kristus yang bergerak dalam peperangan rohani dan memberitakan namaNya, ajaranNya, Kasih KaruniaNya kepada semua orang yang belum mengenal tentang Tuhan Yesus.

Hari ini adalah waktu yang tepat untuk mempersembahkan dirimu menjadi Laskar Kristus dalam memberikan yang terbaik dalam kehidupanmu sebagai ucapan syukur kepada Tuhan Yesus atas semua Kasih KaruniaNya.

•».. Kuduskanlah hari-hari sabat-KU, sehingga itu menjadi peringatan diantara AKU dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa AKUlah TUHAN ALLAHmu.. ~

Happy Sunday .
Tuhan Memberkati Kita Semua

Kamis, 29 April 2010

FAMILY

Saya bersenggolan dengan seorang yang tidak dikenal ketika ia lewat.

“Oh, maafkan saya” adalah reaksi saya.

Ia berkata, “Maafkan saya juga; Saya tidak melihat Anda.”

Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan. Akhirnya kami berpisah dan mengucapkan selamat tinggal.

Namun cerita lainnya terjadi di rumah, lihat bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang kita kasihi, tua dan muda.

Pada hari itu juga, saat saya tengah memasak makan malam, anak lelaki saya berdiri diam-diam di samping saya. Ketika saya berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh.

"Minggir," kata saya dengan marah. Ia pergi, hati kecilnya hancur.

Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya. Ketika saya berbaring di tempat tidur, dengan halus Tuhan berbicara padaku, "Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan, tetapi anak-anak yang engkau kasihi, sepertinya engkau perlakukan dengan sewenang-wenang.

Coba lihat ke lantai dapur, engkau akan menemukan beberapa kuntum bunga dekat pintu. "Bunga-bunga tersebut telah dipetik sendiri oleh anakmu; merah muda, kuning dan biru. Anakmu berdiri tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan yang akan ia buat bagimu, dan kamu bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu."

Seketika aku merasa malu, dan sekarang air mataku mulai menetes. Saya pelan-pelan pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya,

"Bangun, nak, bangun," kataku. "Apakah bunga-bunga ini engkau petik untukku?"

Ia tersenyum, "Aku menemukannya jatuh dari pohon. Aku mengambil bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu. Aku tahu Ibu akan menyukainya, terutama yang berwarna biru."

Aku berkata, "Anakku, Ibu sangat menyesal karena telah kasar padamu; Ibu seharusnya tidak membentakmu seperti tadi."

Si kecilku berkata, "Oh, Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu."

Aku pun membalas, "Anakku, aku mencintaimu juga, dan aku benar-benar menyukai bunga-bunga ini, apalagi yang biru."

Apakah anda menyadari bahwa jika kita mati besok, perusahaan di mana kita bekerja sekarang bisa saja dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari?

Tetapi keluarga yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka. Mari kita renungkan, kita melibatkan diri lebih dalam kepada pekerjaan kita ketimbang keluarga kita sendiri, suatu investasi yang tentunya kurang bijaksana, bukan?

Jadi apakah anda telah memahami apa tujuan cerita di atas?
Apakah anda tahu apa arti kata KELUARGA? Dalam bahasa Inggris, KELUARGA = FAMILY.
FAMILY = ( F )ather ( A )nd ( M )other, ( I ), ( L )ove, ( Y )ou.

Perangkap Tikus

Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja.
Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikur memperhatikan

dengan seksama sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa
mereka dari pasar??"


Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus.
Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan
berteriak " Ada Perangkap Tikus di rumah....di rumah sekarang ada
perangkap tikus...."

Ia mendatangi ayam dan berteriak " ada perangkap tikus" Sang Ayam
berkata " Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh
terhadap diriku"

Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak. Sang
Kambing pun berkata " Aku turut ber simpati...tapi tidak ada yang bisa
aku lakukan"

Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. " Maafkan aku. Tapi
perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"

Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sang ular berkata "

Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku" Akhirnya
Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan
menghadapi bahaya sendiri.

Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap
tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat
perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang
terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik
rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang
istri tidak sempat diselamatkan.

Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya
sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam.

Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (sop ceker ayam
sangat bermanfaat buat mengurangi demam) Suaminya dengan segera
menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya.

Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman
menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya
untuk mengambil hatinya.

Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia. Banyak
sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus
menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.

Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari
kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.


SUATU HARI KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA...PIKIRKANLAH SEKALI LAGI CERITA INi

Rabu, 28 April 2010

Nasihat Seorang Sahabat

Nasehat Seorang Sahabat

Sahabatku...
Janganlah kau cemberut saat merasa sedih, karena kau tidak tahu kapan seseorang suka pada senyummu. Mungkin bagi dunia, kau hanyalah seseorang. Tapi bagi seseorang, mungkin kau adalah dunia. Maka nikmatilah rasa sedihmu, dengan berfikir positif dan memanfaatkan apa yang kau miliki dengan lebih baik lagi agar besok menjadi sesuatu yang berguna dan lebih berarti.

Sahabatku...
Jika sampai saat ini kau masih sendiri, menjadi manusia paling sepi, janganlah kau merasa terpuruk dan rendah diri. Lihatlah, bukankah jari-jemarimu dipisahkan oleh sela-sela kosong? Ya, karena Tuhan tahu, bahwa suatu saat pasti akan ada yang mengisi kekosongan itu, menggenggam erat jemarimu dan berkata : "Aku akan selalu menjagamu dan akan selalu ada untukmu..."

Sahabatku...
Tuhan terlalu bijak, sehingga Ia menciptakan seorang sahabat tanpa harga sepeser pun. Karena jika Tuhan mematok harga, sungguh, aku takkan pernah sanggup membeli sahabat berharga seperti dirimu. Di dunia ini tak ada sesuatu yang sempurna, termasuk juga sahabatmu. Maka seburuk dan sebenci apa pun kau pada seseorang, berusahalah untuk meredamnya, lalu menasehatinya, karena bisa jadi saat sudah kau lepaskan, penyesalanmu menjadi sesuatu yang sia-sia. Ternyata begitu banyak kebaikan yang tidak kau lihat sebelumnya. Ternyata begitu banyak keindahan yang terlewat dan tak sempat kau nikmati bersamanya.

Sahabatku...
Setiap awal membuka mata, bersyukur adalah hal pertama yang harus kau lakukan, atas kehidupan yang telah memberikan kesempatan, atas keberadaan senyum dan semangat dari orang-orang yang menyayangi dan kau sayangi, serta atas keyakinan bahwa rentetan hari akan menjadi hari yang menakjubkan. Percayalah, hidup itu indah jika kita tahu bagaimana cara menjalaninya.

Sahabatku...
Tak ada yang lebih merindukan kita setulus kematian. Kita tidak bisa menjamin, 1 kali 24 jam setelah membaca goresan tak berarti ini, kita masih bisa bernafas. Maka Rasul pun bersabda : "Ada dua kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu oleh keduanya: kesehatan dan kesempatan". Selagi masih ada kesempatan dan kesehatan, berbuatlah, karena sekecil apapun yang kau yakini kebenaranya, ia akan tetap memiliki makna.

Sahabatku...
Konon, hidup ini cuma sesaat, maka jadikan ia lebih bermanfaat. Jika air mata adalah beban, jadikan senyum sebagai penawarnya. Jangan katakan apa yang kau ketahui, tapi ketahuilah apa yang kau katakan. Orang seringkali menilai dari apa yang mereka lihat, bukan dari apa yang mereka ketahui. Jadikan dirimu senyuman bagi sesama dan buatlah mereka selalu bahagia bila bersamamu....

Selasa, 27 April 2010

Carlah Tuhan dan Kebenarannya

..... CARILAH TUHAN DAN KEBENARANNYA .....

Ada begitu banyak orang saat ini putus asa menghadapi keadaan yang tidak menentu. Tidak tahu harus berbuat apa. Katanya sudah berdoa, berdoa dan berdoa tapi tetap saja tidak ada perubahan. Datang ke gereja menghadap pendeta minta didoakan, rajin datang ke persekutuan untuk mencari kedamaian, tapi sepertinya tidak ada jalan keluar untuk semua permasalahan yang ada, tidak ada damai sejahtera dan suka cita yang diperoleh, namun sebaliknya kehidupan semakin rusak. Adakah yang salah dari semuanya ini?

Yesus berkata dalam Matius 6:33, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Disini Tuhan Yesus menyampaikan kepada umat Tuhan agar jangan kuatir terhadap apapun juga mengenai hari esok dan terhadap masa depan kita. Tuhan Yesus mengajar dan mengajak kita agar mengutamakan Kerajaan Sorga dengan pengertian bahwa kita menyatu dengan-Nya, bersekutu dengan-Nya, mengetahui rancangan-rancanganNya bagi umat Tuhan dan ambil bagian dalam rencana-Nya Tuhan.

seringkali ketika datang ke gereja atau datang ke pendeta dan hamba Tuhan untuk minta didoakan, yang ada dalam benak kita adalah masalah yang ada segera selesai. kadang Kita tidak peduli mengenai Tuhan Yesus, kita tidak ingin mengetahui siapa Dia dengan lebih dalam, tidak ada perasaan di hati kita untuk lebih dekat lagi denganNya. Ketika berdoa kepada-Nya, sering kita mengkondisikan diri sendiri seperti pengemis di tengah jalan minta belas kasihan, minta ini, minta itu dan minta masalah kita segera dituntaskan. Hal ini dapat diibaratkan seperti seorang pegawai di sebuah perusahaan yang meminta bonus, meminta kenaikan gaji atau minta dipromosi, namun dia tidak pernah tahu bagaimana sistem bonus, sistem kenaikan gaji dan sistem promosi diberlakukan di perusahaan tersebut. Yang dia tahu hanya menuntut dan menuntut dan bahkan berdemonstrasi. Itu sebabnya pegawai tersebut menjadi putus asa dan stres. Tuhan Yesus meminta kita untuk lebih dari sekedar meminta. Dia ingin agar kita menjadi bagian dari Kerajaan Sorga, kita tinggal di dalam Dia dan Dia di dalam kita. ( Yohanes 6:56). Dia ingin agar kita menjadi anak Tuhan, sahabat Tuhan dan Dia tidak ingin kita jadi pengemis. Sebagai bagian dari Kerajaan Sorga, segala apa yang ada telah disediakan Tuhan bagi kita. Sebagai bagian dari Kerajaan Sorga, Tuhan menginginkan kita mengetahui rencana Tuhan atas kehidupan yang ada dan mengetahui bahwa apa yang Dia perbuat bagi kehidupan kita adalah baik. Raja Daud sudah menyaksikan sendiri bahwa Tuhan memelihara keturunan umat Tuhan dan dia tidak pernah melihat anak cucu umat Tuhan meminta-minta (Mzm 37:25). Kita perlu memahami bahwa Tuhan sudah menyediakan berkat di sekitar kita, Tuhan sudah menyediakan jalan keluar bagi permasalahan kita, Tuhan sudah menyediakan karir yang baik bagi pekerjaan kita, Tuhan sudah menyediakan jodoh sebagai teman hidup kita, Tuhan sudah menyediakan anak bagi kehidupan rumah tangga kita dan Tuhan sudah menyediakan segala sesuatu yang baik bagi kehidupan kita. Semua adalah bonus bagi kita apabila mau mencari Tuhan, mau menyatu dengan Dia dan setia berada di dalam Kerajaan-Nya. Oleh karena itu, carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui, masuklah dalam rancangan-Nya dan pahamilah jalan-jalanNya, maka semuanya akan ditambahkan padamu. Dengan mengetahui semuanya itu, maka tidak ada istilah bagi umat Tuhan untuk kata “putus asa dan stres”. Amin.

Senin, 26 April 2010

Kesadaran

Kesadaran. Yaitu sebuah sikap perhatian akan segala hal di sekitar kita dan hal yang kita lakukan. Dalam satu hari yang akan kita lewati apakah kita perhatian dengan kasih Tuhan Yesus yang begitu luar biasa?

Mungkin sewaktu kita bangun tidur, membuka mata kita, kita tidak sadar bahwa itu anugerah Tuhan kalau kita boleh hidup menjalani hari itu. Perhatian kita mungkin teralih dengan buru-buru ke sekolah atau hal lainnya.

Pada waktu hendak pergi dari rumah, mungkin kita tidak sadar bahwa rumah itu juga pemberian Tuhan kalau kita boleh tinggal disitu, lalu pada waktu pamitan / berbincang dengan orang tua kita, mungkin kita tidak sadar juga kalau orang tua kita itu sungguh telah memelihara dan berjasa dalam hidup anaknya meskipun dengan segala kekurangannya.
Seharian kita jalani dengan biasa-biasa saja, bertemu teman mungkin, berbicara, melakukan hal yang menyenangkan dan lain-lain.

Lalu mungkin kita tidak perhatian dengan apa yang kita lakukan dalam sehari itu, entah kesalahan dosa yang kita perbuat atau hal yang menyakiti hati orang lain. Kita cuek-cuek saja bahkan tidak minta ampun atas kesalahan kita pada Tuhan. Apakah baik seperti ini ataukah kita harus melakukan perubahan?
Tentunya sebuah perubahan, kita harus segera minta ampun dan meminta kepekaan dari Tuhan sendiri supaya apa yang kita lakukan itu tidak sia-sia.

Oleh karena itu mari kita peka terhadap hidup kita, apabila kita tahu itu merupakan berkat Tuhan, segeralah berterima kasih padaNya. Dan apa yang kita lakukan itu salah, segeralah minta ampun perbaikilah sifat dan sikap kita yang salah itu, karena Tuhan selalu menyediakan yang terbaik bagi kita.

Berkatalah seperti Ayub (13:23)
"Berapa besar kesalahan dan dosaku? Beritahukanlah kepadaku pelanggaran dan dosaku itu."

Dan berkatalah seperti Pemazmur (135 :3)
Pujilah TUHAN, sebab TUHAN itu baik, bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama itu indah!

Marilah kita sensitif terhadap kasih dan dosa
God Bless~

Minggu, 25 April 2010

..... Cinta yang Tak Berkesudahan ....

Ada seorang pria yang memiliki kekasih yang sangat dicintainya dengan sepenuh hati. Apapun dilakukan demi menunjukkan rasa cintanya pada permata hatinya ini. Suatu saat, pria ini berkata kepada kekasihnya, "kekasihku, aku akan memberikan apapun yang kamu minta, asalkan aku menilai hal itu baik buatmu. Karena aku tidak ingin melihat engkau kecewa dengan pilihanmu yang salah".

Hari demi hari berlalu mengiringi perjalanan cinta mereka. Pria ini tak pernah memalingkan hatinya atau melupakan kekasihnya. Sementara sang wanita merasa berbahagia memiliki pria ini. Hingga suatu hari, wanita ini meminta sesuatu dari kekasihnya. Dia menginginkan sebuah kalung dengan berlian pada liontinnya. Ketika pia ini mendengar permintaan kekasihnya, dia menolak. Dia berkata," kekasihku, bukannya aku tidak mau atau tidak bisa membelikanmu kalung itu. Tapi sangat berbahaya bila engkau memakai kalung itu. Bila ada orang yang gelap mata, dia akan merampas kalung itu dan kalau itu terjadi, bukan hanya kamu yang celaka, aku juga akan sangat menderita melihatmu seperti itu. Aku hanya tidak mau kamu mendapat celaka". Tapi kekasihnya terus meminta kalung itu dan tidak mau mendengar nasehatnya. Akhirnya kalung itu pun dibeli dan dipakai oleh sang wanita.

Selang beberapa hari, apa yang ditakutkan oleh pria ini benar-benar terjadi. Ada 2 orang penjahat yang merampas kalung itu saat kekasihnya sedang mengendarai motor. Kalung itu pun terampas dan wanita ini terjatuh dari motornya. Mendengar berita ini,si pria langsung menemui kekasihnya, membawanya pulang dan mengobati lukanya. Dengan menangis, pria ini berkata," Mengapa engkau tidak mau menuruti kata-kataku? Engkau mendapat celaka seperti ini, aku merasa sepuluh kali lebih sakit daripadamu". Wanita ini menangis, dia menyesal dan berkata, "maafkan aku, aku bersalah padamu karena tidak mendengar perkataanmu dan menuruti keinginanku sendiri. Aku menyesal. Maukah engkau memaafkan aku?". Dengan penuh cinta kasih pria ini memeluk kekasihnya dan berkata, "Aku memaafkanmu sejak tadi, Aku bahagia karena aku bisa memelukmu dalam keadaan engkau masih hidup. Mulai sekarang, turutilah perkataanku karena aku tidak pernah akan membuatmu celaka". Kekasihnya mengangguk dan mereka menangis bahagia...

SOBAT.. Bukankah cerita itu mirip dengan hidup kita sehari-hari yang kita lewati bersama TUHAN? Tuhan adalah pria itu dan kita adalah sang wanita. Ketika awal kita mengenal DIA, kita berkobar-kobar dan melalui setiap detik dalam hidup dengan bahagia. Tetapi dengan berjalannya waktu, saat kita menginginkan sesuatu dan memohon padaNYA, seringkali permohonan kita tidak sesuai dengan kehendak TUHAN. Tapi kita terus memaksa dan merengek seperti anak kecil. Saat TUHAN benar-benar mengabulkan permohonan kita, belum tentu itu baik buat kita. Malah bisa-bisa kita kecewa karena menuruti keinginan kita sendiri. Saat itu terjadi, barulah kita ingat padaNYA, kita menyesal dan minta ampun.

Beruntunglah karena kita memiliki ALLAH yang Maha Pengampun. Dia tidak pernah menolak bila kita memohon ampun atas semua kesalahan dan kekerasan hati kita.
TUHAN tidak pernah meninggalkan kita. Tetapi seringkali kita yang meninggalkanNYA. Dan apa yang DIA lakukan? Dengan sabar DIA menunggu kita kembali padaNYA

SOBAT, ingatlah :
Saat kita berhenti melangkah jauh dariNYA, maka DIA tersenyum...
Saat kita menoleh padaNYA, maka DIA tertawa...
Saat kita berbalik padaNYA, maka DIA membuka kedua tanganNYA...
Saat kita melangkah 1 Langkah ke arahNYA, maka DIA akan BERLARI 1000 LANGKAH MENGHAMPIRI KITA....
Sungguh cintaNYA pada kita takkan pernah berkesudahan.

Sabtu, 24 April 2010

Jagung

Seorang wartawan mewawancarai seorang petani untuk mengetahui rahasia di balik buah jagungnya yang selama bertahun-tahun selalu berhasil memenangkan kontes perlombaan hasil pertanian.

Petani itu mengaku ia sama sekali tidak mempunyai rahasia khusus karena ia selalu membagi-bagikan bibit jagung terbaiknya pada tetangga-tetangga di sekitar perkebunannya.

"Mengapa anda membagi-bagikan bibit jagung terbaik itu pada tetangga-tetangga anda? Bukankah mereka mengikuti kontes ini juga setiap tahunnya?" tanya sang wartawan.

"Tak tahukah anda?," jawab petani itu.
"Bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak dan menebarkannya dari satu ladang ke ladang yang lain.
Bila tanaman jagung tetangga saya buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke ladang saya juga buruk.
Ini tentu menurunkan kualitas jagung saya. Bila saya ingin mendapatkan hasil jagung yang baik, saya harus menolong tetangga saya mendapatkan jagung yang baik pula."

Begitu pula dengan hidup kita.
Mereka yang ingin meraih keberhasilan harus menolong tetangganya menjadi berhasil pula.
Mereka yang menginginkan hidup dengan baik harus menolong tetangganya hidup dengan baik pula.
Nilai dari hidup kita diukur dari kehidupan-kehidupan yang disentuhnya.

KOLOSE 3
(22) Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.
(23) Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia

Jumat, 23 April 2010

Ajarilah kami Untuk MencintaiMu Tuhan

AJARLAH KAMI MENCINTAI-MU TUHAN

Tuhan,...
ajarlah kami untuk mencintai-Mu dengan sederhana sehingga tak ada alasan bagi kami :
•» tak punya daya untuk membagi sesuatu
•» tak punya kuasa untuk berbuat sesuatu
•» tak punya nalar untuk menyumbang sesuatu

Tuhan,....
ajarlah kami untuk mencintai-Mu dalam kelemahan sehingga tak ada alasan bagi kami :
•» tak punya kekuatan untuk melayani
•» tak punya kelebihan untuk disyukuri
•» tak punya kelimpahan untuk didermakan

Tuhan,....
ajarlah kami untuk mencintai-Mu dalam keburukan sehingga tak ada alasan bagi kami :
•» tak punya kebaikan untuk layak menghampirimu
•» tak punya ketampanan untuk percaya diri
•» tak punya talenta untuk dibanggakan

Tuhan,...
ajarlah kami untuk mencintai-Mu dengan hati sehingga tak ada alasan bagi kami :
•» tak punya kata untuk dirangkai
•» tak punya ucap untuk dikatakan
•» tak punya gaya untuk ditunjukkan

Tuhan,....
ajarlah Kami untuk mencintai-Mu dengan ketiadaan sehingga tak ada alasan bagi kami :
•» tak punya kepala untuk tengadah
•» tak punya tangan untuk dilipat
•» tak punya lutut untuk sujud

....... TUHAN BESERTA KITA ........

10 Kualitas Pribadi yang di sukai

Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta.

Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

•» Kerendahan Hati
Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang
yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa
membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya
tidak merasa minder.

•» Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

•» Positive Thinking
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.

•» Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.

•» Bertanggung jawab
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

•» Percaya Diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

•» Kebesaran Jiwa
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain.
Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

•» Easy Going
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.

•» Empati
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

Kenapa Doaku Tak dikabulkan?

Semua ini dimulai dari impianku..
"Aku ingin menjadi astronot"
"Aku ingin terbang ke luar angkasa"
Tetapi aku tidak memiliki sesuatu yang tepat.
Aku tidak memiliki gelar, dan aku bukan seorang pilot..
Namun, sesuatu pun terjadi, suatu keajaiban,
paling tidak bagiku..
Sebuah pengumuman dari Gedung putih,
mereka mencari warga biasa untuk ikut dalam penerbangan 51-L,
salah satu pesawat ulang-alik NASA.
Dan warga itu adalah seorang guru..
Aku warga biasa, dan aku seorang guru..
Hari itu juga aku mengirimkan surat lamaran ke Washington.
Setiap hari aku berlari ke kotak pos, berharap..
Akhirnya datanglah sebuah amplop resmi dengan logo NASA didepannya.

Doaku terkabulkan!

Aku lolos penyisihan pertama.
Ini benar-benar terjadi padaku.
Selama beberapa minggu berikutnya,
impianku terasa semakin dekat
saat NASA mengadakan test fisik dan mental.
Begitu test selesai, Aku menunggu
dan berdoa lagi.
Aku tahu aku semakin dekat pada impianku..
Beberapa waktu kemudian, aku menerima panggilan berikutnya..
untuk mengikuti program latihan astronot khusus di Kennedy Space Center.
Dari 43.000 pelamar, telah tersaring 10.000 orang..
dan kini aku menjadi bagian dari "hanya" 100 orang yang berkumpul,
untuk sebuah penilaian akhir..
Ada uji simulator, uji Claustrophobia,
latihan ketangkasan, latihan fisik, percobaan mabuk udara,
dan masih banyak lagi ujian yang tidak mudah untuk dihadapi..
Siapakah di antara kami yang bisa melewati ujian akhir ini?
Tuhan, biarlah diriku yang terpilih, begitu aku berdoa..
Lalu tibalah berita yang menghancurkan hatiku,
NASA memilih Christina McAufliffe.

Aku KALAH!

Impian hidupku hancur. Aku mengalami depresi berat.
Rasa percaya diriku lenyap, dan amarah menggantikan kebahagiaanku..
Aku mempertanyakan semuanya..
KENAPA Tuhan? KENAPA??
Kenapa bukan aku? Apa dari diriku yang kurang?
Mengapa Engkau perlakukan aku dengan kejam?
Aku berpaling pada ayahku. Ia berkata:
"Semua terjadi karena suatu alasan…"
Selasa, 28 Januari 1986, Aku berkumpul bersama teman-teman,
untuk melihat peluncuran pesawat ulak alik itu.
Sesaat ketika pesawat itu melewati menara landasan pacu,
aku menantang impianku untuk terakhir kali.

"TUHAN, aku bersedia melakukan apa saja agar berada di dalam pesawat itu…"

Air mataku menetes, "KENAPA bukan aku?"
Tujuh puluh tiga detik kemudian,
Tuhan menjawab semua pertanyaanku
dan menghapus semua keraguanku
saat pesawat itu meledak berkeping-keping di udara..
ya, pesawat ulak alik itu adalah Challanger,
dan menewaskan semua penumpang di dalamnya..
Aku teringat kata-kata ayahku,
"Semua terjadi karena suatu alasan..."
Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu,
walaupun aku sangat menginginkannya
karena Tuhan memiliki alasan lain
untuk kehadiranku di bumi ini..
Aku memiliki misi lain dalam hidup.
Aku tidak kalah; aku seorang pemenang.
Aku menang karena aku telah kalah.

"Aku, Frank Slazak, masih hidup untuk bersyukur pada Tuhan
karena TIDAK semua doaku dikabulkan."

YAKOBUS 4
(2) Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.
(3) Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.

1 Tesalonika 5
(18) Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu

Kamis, 22 April 2010

Ketika hati merapuh...

Ketika Hati Merapuh
(Supriyadi)
"Guru, aku rapuh… hidupku tak berguna… laksana daki… aku hanya mengotori…"
"Laksana pohon… batang dahanku merapuh mati"
"Aku ingin bunuh diri!"
Demikian Murid terisak didepan sang Guru yang diam duduk bersila menikmati segelas kopi tubruk nan nikmat disebuah ruangan yang temaram.

Sang Guru bangkit mengambil aquarium kecil disudut ruangan yang berisi dua ekor ikan
Satu ekor berwarna keemasan dan seekor ikan putih yang terlihat biasa karena ikan tersebut memang ikan yang biasa hidup di persawahan

Lalu dituangkan beberapa tetes tinta hitam kedalamnya
Hingga air berubah warna menjadi pekat dan hitam
Ikan kecil itu perlahan mulai terlihat kebingungan
Bahkan ikan yang keemasan terlihat sempoyongan
Berjalan kehilangan arah… kesana kemari
Menggelepar kehabisan oksigen
Hingga mati
"Muridku… hati dan pikiranmu adalah laksana ikan dalam air hitam ini…"
"Gelap, pengap, sempit menyesakan"
"Ketika dalam gelap dunia terasa sejengkal lebarnya"
"Ketika dalam pengap serasa hidup tak berdaya… tanpa pilihan"
"Ketika pikiran sempit… hati kita tumpul… jiwa kita merapuh"
Dengan perlahan Sang Guru mengambil teko besar berisi air putih jernih
Dituangkannya ke dalam akuarium yang berwarna hitam itu
Sehingga perlahan warna hitam air tersebut terus memudar
Terus dituang bahkan hingga air di aquarium melimpah
Terus dituang hingga air didalam aquarium menjadi kembali jernih dan bening
Menyisakan ikan putih yang kembali segar berenang dengan riangnya….
"Muridku… penuhi jiwa dan hatimu dengan kebaikan dan limpahilah dengan syukur …"
"Lupakan segala kesulitan, kemalangan, kegelapan yang ada"
"Syukurilah kemudahan yang ada"
"Fokuslah pada kelapangan bukan pada kesempitan"
"Hitunglah keberuntungan dan lupakanlah kemalangan"
"Limpahkanlah perasaan syukurmu dengan menebar kebaikan ke sekitarmu"
"Penuhi hatimu dengan perasaan syukur maka perlahan hatimu terpenuhi syukur"
Murid bertanya: "Guru, aku sulit merasakan syukur"
Sang Guru menjawab : "Cukup perbanyak berbuat kebaikan maka hatimu akan belajar bersyukur"

Murid bertanya: "Guru, aku lemah dan tidak bisa bersabar"
Sang Guru menjawab : "Jadilah ikan sawah yang di asah oleh kesulitan hidup"
"dan menjadikan setiap kesulitan hidup adalah bagian dari proses menuju keberhasilan"
Murid bertanya: "Guru, aku masih dalam kegelapan"
Sang Guru menjawab: "Jadilah Cahaya!"
"sekecil apapun, jadilah cahaya bagi sekitarmu"
"terbarkanlah kebaikan….!"

"maka perlahan kegelapanmu akan sirna, karena kamu sudah menjadi cahaya"

Terimakasih Guru...
Semoga bermanfaat.

Salam
Supriyadi
FB: Supriyadi Super Boss