Jumat, 11 Juli 2008

Babies crying Cause Abortion

Mama sayang......
Aku di surga sekarang, duduk di pangkuan Tuhan.
Ia mengasihiku dan menangis bersamaku sebab pedih pilu hatiku
Begitu ingin aku menjadi putri mungil mu.


Tidak terlalu mengerti aku akan apa yang telah terjadi.
Aku begitu bergairah ketika mulai menyadari keberadaanku
Aku ada di suatu tempat yang gelap, namun nyaman.


Aku melihat aku punya jari-jari dan jempol.
Aku cantik seturut perkembanganku, tapi belum siap meninggalkan tempatku.
Aku menghabiskan sebagian besar waktuku dengan berpikir atau tidur.
Bahkan sejak hari-hari pertamaku, aku merasakan ikatan istimewa antara engkau dan aku.
Kadang aku mendengarmu menangis, dan aku menangis bersamamu
Kadang engkau berteriak dan memaki, lalu aku menangis
Aku dengar Papa memaki balik


Aku sedih dan berharap engkau akan segera baik kembali
Aku heran mengapa engkau begitu sering menangis
Suatu hari engkau menangis hampir sepanjang hari
Pilu hatiku karenanya
Tak dapat kubayangkan mengapa engkau begitu berduka


Pada hari itu juga, hal yang paling mengerikan terjadi
Suatu monster yang amat keji masuk ke tempat hangat dan nyaman di mana aku berada
Aku sangat takut, aku mulai menjerit, tapi tak sekalipun engkau berusaha menolong
Mungkin engkau tak pernah mendengarku…
Monster itu semakin lama semakin dekat sementara aku terus berteriak,
“Mama, Mama, tolong aku... Mama... tolong aku.”
Suatu teror yang ngeri aku rasakan
Aku berteriak dan berteriak...
hingga tak sanggup lagi..
Lalu monster itu mulai mencabik lenganku
Sungguh sakit rasanya, sakit yang tak kan pernah dapat kuungkapkan dengan kata
Monster itu tidak berhenti
Oh….bagaimana aku harus mohon agar ia berhenti
Aku menjerit sekuat tenaga sementara ia mencabik putus kakiku.
Sepenuhnya aku dalam kesakitan, aku sekarat.


Aku tahu tak kan pernah aku melihat wajahmu atau mendengarmu membisikkan betapa engkau mengasihiku
Aku ingin menghapus butir-butir air matamu
Aku punya begitu banyak rencana untuk membuatmu bahagia, Mama...
Tapi aku tak dapat...
Mimpi-mimpiku musnah sudah.


Walau menanggung sakit tak terperi pedih dan pilunya hati kurasakan melampaui segalanya
Lebih dari segalanya aku ingin menjadi putrimu..
Tak ada gunanya sekarang, aku meregang nyawa dalam sengsara tak terkatakan..
Hanya hal-hal buruk yang terlintas di benakku..
Begitu ingin aku mengatakan bahwa aku mengasihimu, sebelum aku pergi..
Tapi, aku tak tahu kata-kata yang dapat engkau mengerti.
Dan segera saja, aku tak lagi punya napas untuk mengatakannya;
aku mati....


Aku merasa diriku terangkat, seorang malaikat besar membawaku ke suatu tempat yang besar dan indah.
Aku masih menangis, tapi segala rasa sakit tubuhku sirna sudah
Malaikat membawaku kepada Tuhan dan membaringkanku dalam pelukanNya
Tuhan mengatakan bahwa Ia mencintaiku.
Lalu, aku merasa bahagia. Kutanya pada-Nya, apa itu yang membunuhku.
Jawab-Nya,
“Aborsi, Aku menyesal anak-Ku; karena Aku tahu bagaimana ngeri rasanya.”
Aku tidak tahu apa itu aborsi;
Aku yakin kalau itu adalah nama monster itu..


Aku menulis untuk mengatakan betapa aku mengasihimu...
dan mengatakan padamu betapa ingin aku menjadi putri mungilmu...
Aku telah berjuang sehabis-habisnya untuk hidup,
aku ingin hidup……!
Kuat keinginanku, tapi aku tak mampu;
monster itu terlalu kuat…Dicabik-cabiknya lengan dan kakiku dan akhirnya seluruh tubuhku...
Tak mungkin bagiku untuk hidup..
Aku hanya ingin engkau tahu bahwa aku berusaha tinggal bersamamu..
Aku tidak mau mati!
Juga Mama, berhati-hatilah terhadap monster bernama aborsi itu
Mama aku mengasihimu..
Aku sedih engkau harus menanggung rasa sakit seperti yang kualami.
Berhati-hatilah,


Peluk cium,


Bayi Perempuanmu………

SAY NO TO ABORSIII~~~

Tidak ada komentar: